Perkembangan dunia Teknologi Informasi dikala ini mempersembahkan kegampangan yang signifikan.
contohnya lampau ketika kita merindukan mitra atau sanak saudara yang jauh, kita berkirim kabar dan diberita via Surat, dikala ini cukup dengan ketikan jari kabar diberita itupun tersampaikan.
Dahulu, dalam mengKoreksi baik itu kawan, maupun pemerintah paling spesialuntuk bisa kita lakukan dikala sedang bersama atau berkumpul dengan kolega dan saling berdebat kusir ihwal permasalahan apapun yang sedang terjadi.
Sekarang, di kurun digital ini, kita punya aneka macam macam sosial media, yang selalu berada dalam genggaman kita.
Kita bebas mengutarakan isi hati ataupun unek-unek kita kedalam perangkat digital kita, seperti kita punya surat kabar sendiri yang kita tulis sendiri dan kita sebarkan sendiri.
Begitu praktis dan cepatnya informasi apapun yang sedang terjadi menjadi viral didunia digital. Porta diberita pribadi yang menjadi penggalan kehidupan kita sehari-hari, facebook, twitter, instagram dan masih banyak media umum lainnya.
contohnya lampau ketika kita merindukan mitra atau sanak saudara yang jauh, kita berkirim kabar dan diberita via Surat, dikala ini cukup dengan ketikan jari kabar diberita itupun tersampaikan.
Dahulu, dalam mengKoreksi baik itu kawan, maupun pemerintah paling spesialuntuk bisa kita lakukan dikala sedang bersama atau berkumpul dengan kolega dan saling berdebat kusir ihwal permasalahan apapun yang sedang terjadi.
Sekarang, di kurun digital ini, kita punya aneka macam macam sosial media, yang selalu berada dalam genggaman kita.
Kita bebas mengutarakan isi hati ataupun unek-unek kita kedalam perangkat digital kita, seperti kita punya surat kabar sendiri yang kita tulis sendiri dan kita sebarkan sendiri.
Begitu praktis dan cepatnya informasi apapun yang sedang terjadi menjadi viral didunia digital. Porta diberita pribadi yang menjadi penggalan kehidupan kita sehari-hari, facebook, twitter, instagram dan masih banyak media umum lainnya.
Ide Kreatif Netizen Mengkritisi Pemerintah

Yang terkadang ada aja ide-ide kreatif dari para netizen Indonesia dalam mengkritisi pemerintah, ironi sekaligus lucu yang mungkin tidak akan pernah kita temui di portal diberita mainstream yang ada pada dikala ini semacam kompas, detik, cnn, dan lain sebagainya.
Netizen awam pada dikala ini lebih bahagia mendapat diberita atau informasi bukan dari media-media mainstream yang ada dikala ini, mereka lebih mengutamakan mencari fakta sebenarnya, bukan dari media takut bersuara dan terkesan menyembunyikan fakta yang sebenarnya, alasannya mereka akrab dengan penguasa.
Netizen awam pada dikala ini lebih bahagia mendapat diberita atau informasi bukan dari media-media mainstream yang ada dikala ini, mereka lebih mengutamakan mencari fakta sebenarnya, bukan dari media takut bersuara dan terkesan menyembunyikan fakta yang sebenarnya, alasannya mereka akrab dengan penguasa.
Padahal, kalau mereka mau jujur, mereka sadar bahwa diberita yang mereka sajikan akan membuat Netizen meninggalkan mereka. Ikuti perubahan, atau tergerus perubahan, ikuti perkembangan teknologi informasi dikala ini atau akan tergilas oleh perkembangan teknologi itu sendiri.
Berikut saya rangkum beberapa goresan pena atau status dari netizen Indonesia yang kritis, ironi sekaligus lucu :
Status Setiawan Bud
Pendukung Jokowi dikala pilpres berjumlah 53juta orang.
Kalau 53 juta ini menyumbang 10ribu/orang, maka akan didapat dana fresh 530M.
Kalau di naikkan sumbangan mereka 100ribu/orang, maka akan jadi 5.3Triliun.
Setiap bulan kayak gitu...maka akan memmenolong Indonesia 60T/tahun. 3 tahun Jokowi menjabat, harusnya bisa terkumpul 180 Triliun dari pendukung Jokowi. Lumayan kan bisa buat jalan TOL....TIL....dan TUL...
Coba deh....pak Jokowi berbicara pada pentolan2 pendukungnya yang berjulukan Projo, baja, atau apalah namanya. Ajak makan di istana dan bicarakan ihwal sumbangan itu. Kalau mereka sanggupi, kami akan lihat kalkulasi perolehannya selama setahun. Kalau bisa mengumpulkan. 50T pertahun aja ..kami akan ikut menyumbang juga.
Akad sumbangannya di bunyikan, "for my dear Mr. Jokowi...muaaccchhh"
Karena untuk Jokowi akadnya, jadi gak bakalan ada yang meributkan. Walau nanti andai dananya di belikan materi martabak atau beli kamera video tingkat yang kuasa oleh KAESANG, ya gak masalah. Toh udah di niatkan buat Jokowi, mau bapak Jokowi buat ke jalan, ke jembatan, atau ke anaknya juga gak ada masalah.
Dan saya juga yang GAK IKUTAN NYUMBANG gak akan banya mulut nanya ini dan itu pada dana sumbangan tersebut, alasannya itu dana dr kalian pendukung Jokowi sejati dan tiada mati. Gak ada hak bagi saya menanyakan detil peruntukan dana dan transparansinya.
Kami lihat kalian dulu, toh katanya kalian masyarakat yang mampu. TDL naek..kalian masih happy, BBM naek kalian masih sumringah. Masak 100ribu/bulan gak sanggup menolong Jokowi?
Nanti kalau jalan itu jadi, kalian boleh kasih nama jalan Projo atau jalan tralala trilili...kalau mau lewat wawancara dulu...."kemaren milih siapa?"
Kalau milih Jokowi boleh lewat, kalau gak milih Jokowi silahkan manjat.
Gak apa saya mah kalau gak boleh lewat juga, yang penting bisa liat bukti kalian pada Jokowi.
Bidjie Mgua wahai bidjie demek....?
Deal or no deal...?
Status Nagara Bhakti
Vijay TO Lol
Inspektur Vijay dan anak buahnya, Ajay, dua petinggi polisi India, sedang melaksanakan konferensi pers...
Vijay: "Hari ini, Kepolisian India berhasil menggerebek pabrik penggilingan padi skala nasional yang sudah merugikan negara ratusan triliun rupee,"
Ajay membisikkan sesuatu pada atasannya: "Bukan ratusan triliun bos. Tapi 15 triliun,"
"Maaf, maksud aku, yang sudah merugikan negara 15 triliun rupee," ralat Vijay pada para wartawan yang hadir.
Ajay kembali membisikkan sesuatu: "Maaf bos. Barusan dapet WA. Sesudah saya hitung, kerugian negara ternyata spesialuntuk 10 triliun,"
"Biawak kutilan lu, Jay. Kasih info yang bener dong!" bisik Ins. Vijay pada Ajay.
Vijay kembali meralat pernyataannya kepada wartawan: "Tepatnya, kerugian negara mencapai 10 triliun rupee,"
Wartawan: "Darimana kepolisian sanggup angka 10 triliun, Tn. Vijay?"
Ajay coba menerangkan: "Dari hasil perhitungan, sekitar 1000 ton beras yang kami sita. Jika kerugian negara per kilo anggap saja 10.000, dapatlah angka 10 triliun,"
Wartawan: "Bukankah 1000 ton kali 10.000 spesialuntuk sekitar 10an miliar, Pak?"
Vijay berbisik ke Ajay: "Kadal buntung kurang gizi lu Jay. 1000an ton dikali 10.000 balasannya cuma 10an miliar,"
"Kirain 1 ton itu sejuta kilo bos, hihihi... " terang Ajay.
"Golok banget sih lo! Sini, biar gw jelasin!". Vijay mengambil alih kuasa.
"Angka 10 triliun termasuk kerugian immateril. Benar kerugian materil spesialuntuk 10 miliar. Tapi kerugian immateril lebih besar dari itu. PT. MAMA membeli gabah jauh lebih mahal dari harga yang diputuskan pemerintah, yang menyebabkan, para petani berbondong-bondong menjual gabahnya ke PT. MAMA. Ini menimbulkan pengusaha penggilingan padi lainnya mengalami kerugian alasannya tidak kebagian gabah, yang kami perkirakan kerugiannya sekitar 10 triliun,".
Wartawan: "Bukankah anggun buat petani, Pak, jikalau gabah mereka dibeli mahal? Jika pengusaha lain tidak kebagian gabah, kan mereka bisa menaikkan harga lebih tinggi sedikit dari harga yang dibeli PT. MAMA? Kerugian immaterilnya juga luar biasa sekali! "
Vijay: "Jika tiruana pedagang menaikkan harga beli, otomatis harga jual juga akan naik. Padahal ini kan gabah bersubsidi, yang harga jualnya sudah diputuskan pemerintah,"
Mensos yang kebetulan hadir meralat keterangan Ins. Vijay: "Maaf Pak Vijay. Kita tidak memdiberi subsidi untuk gabah. Dan benih padi yang gabahnya dibeli oleh PT. MAMA, juga bukan jenis benih yang disubsidi pemerintah,".
melaluiataubersamaini sisa-sisa kekuatannya, Ins. Vijay membela diri: "Tapi pupuk yang dipakai petani kan disubsidi Pemerintah, Bu Mensos. INI masalahnya!"
Mensos diam. Lebih baik mengalah, katanya dalam hati.
Mentan yang juga hadir di konpres ini coba menengahi: "Masalahnya begini, PT. MAMA ini menjual harga sangat mahal ke konsumen, sehingga konsumen merasa dirugikan. Mereka mengambil untung terlalu banyak,"
Wartawan: "Jika margin yang diambil PT. MAMA terlalu tinggi, bukannya anggun buat pengusaha lain Pak? Mereka bisa mengambil peluang dengan menjual beras yang kualitasnya sama, dengan harga lebih murah? Dan jikalau konsumen merasa dirugikan, mengapa beras dengan merek ini sangat laku dipamasukan? Lagi pula kan konsumen banyak pilihan, tidak harus mengkonsumsi beras dari PT. MAMA,"
Vijay: "Begini lho. PT. MAMA ini sudah melanggar dua pasal sekaligus. Yaitu peraturan Menteri Pedagangan no. 7/2017, dan UU Perlindungan Konsumen thn 1999. Makanya kami grebek,"
Wartawan: "Kapan PerMen 7/2017 ini dikeluarkan Pak?"
Vijay: "3 hari yang lalu,"
Wartawan: "Baru diterbitkan 3 hari, pribadi dieksekusi, tanpa sosialisasi?"
Vijay: "Kami memang profesional,"
Wartawan: "Dan kok bisa menggunakan UU dukungan konsumen? Apa sudah ada konsumen yang komplain? Saya sudah usang komplain tarif PLN, tapi tidak ada tindakan hingga sekarang,"
Ajay membisikkan sesuatu ke Ins. Vijay: "Bos, wartawan satu ini ceriwis banget. Kita tangkap saja gimana?"
Vijay: "Jangan. Disini banyak wartawan. Lu cari info aja, nanti beliau pulang lewat tol mana,"
Ajay: "Siap boss!"
Vijay ke wartawan: "Baiklah. Konpres ini kita tutup alasannya sudah jam makan siang. Selamat siang tiruana!"
Sekian!
***
*Cerita diatas spesialuntuk fiksi belaka. Jika ada kesamaan insiden dan nama, itu spesialuntuk kebetulan semata.*
*Copas Wendra Setiawan*
Ironi memang, tapi begitulah kenyataan yang terjadi pada bangsa ini. Lebih mengedepankan "katanya katanya", lebih mempercayai janji janji dari pada bukti, lebih mementingkan pencitraan dari pada kerja pasti. Dan apabila tiruana terbukti secara terang akan "katanya" tadi, bahwa tiruana yaitu pencitraan semata secara kasat mata, mereka yang terlanjur cinta tidak akan terpengarahui sedikitpun juga, apalagi menyadarinya. Ibarat pepatah "kalo sudah jatuh cinta, tai kucingpun berasa coklat".
Buat lebih berguna, kongsi: