Keutamaan Bulan Muharram - Tuntunan Amalan, Doa Dan Puasa 10 Asyuro Menurut Sunnah Nabi Saw

Keutamaan Bulan Muharram - Tuntunan Amalan, Doa dan Puasa Asyuro dalam Islam

Tongkronganislami.net - Bulan Muharam yakni bulan yang amat mulia. Diistimewakannya bulan Muharram lantaran pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, dan Musa pun berpuasa karenanya.

Adapun hadis yang bersangkutan di antaranya: Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra. dia berkata: Nabi Muhammad Saw tiba di kota Madinah. Sedangkan orang-orang Yahudi menunaikan puasa pada hari Asyura, maka dia bertanya “Hari apa ini sehingga kalian mengerjakan puasa?” orang-orang Yahudi menjawab “ini yakni sebuah hari yang sangat mulia. Allah telah menyelamatkan Musa pada hari ini dan sebaliknya menenggelamkan Fir’aun lantas Musa berpuasa (pada hari itu) sebagai ungkapan rasa syukur” Rasulullah Saw bersabda: “Kami semua lebih berhak dibandingkan dengan Musa daripada kalian” jadinya Rasulullah Saw. berpuasa pada hari Asyura tersebut dan memerintahkan para sahabatnya untuk ikut berpuasa. (HR. Ibnu Majah)

Selain itu Allah mengabadikan bulan Muharram di dalam Alquran: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan. Dalam ketetapan Allah di waktu Dia membuat langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu, perangilah musyrikin semuanya. Ketahuilah bergotong-royong Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.” (QS. At-Taubah: 36)

Keutamaan Bulan Muharram

Umat Islam percaya jikalau ada waktu-waktu tertentu (special moment), baik dalam hitungan jam, hari, bulan, maupun tahun yang berbeda dengan waktu-waktu lainnya. Begitu pula, ada beberapa daerah yang juga mempunyai keunggulan dibandingkan dengan tempat-tampat lain di muka bumi ini.

Terkait waktu misalnya, jikalau seorang muslim melaksanakan salat sunnat dua rakaat yang mengiringi salat wajib (rawatib) sebelum Subuh, maka nilainya lebih utama dari dunia dan segala isinya, dalam hitungan ahad kita mengenal kemuliaan hari Jumat, juga keagungan Bulan Ramadhan sekali dalam setahun.

Ada pun tempat-tempat yang mempunyai keutamaaan, juga kita kenal melalui Sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bersumber dari Abu Hurairah dengan sanad yang shahih, “Salat di masjidku ini [Masjid Nabawi] lebih utama dengan salat di daerah yang lain kecuali Masjidil Haram yang lebih utama seratus ribu kali dari daerah yang lain”. Jelas sudah Karbala tidak termasuk daerah yang dimuliakan, apalagi jikalau tidak mengannggap sah salat seseorang jikalau tak sujud di atas atau bersujud tanpa berlapis tanah Karabala.

Kecuali itu, ada beberapa waktu selain tersebut di atas yang menerima perhatian khusus dari Nabi untuk melaksanakan ragam ritual, termasuk pada bulan dan hari ini dan lebih utama lagi jikalau menggenjot ibadah pada sepuluh hari pertama dan hari ke-10 di Bulan Muharram.

 Bulan Muharam yakni bulan yang amat mulia Keutamaan Bulan Muharram -  Tuntunan Amalan, Doa dan Puasa 10 Asyuro Berdasarkan Sunnah Nabi SAW

Muharram yakni bulan pertama dalam kalender Hijriah yang populer dalam istilah Jawa sebagai Bulan Syuro. Bulan ini termasuk salah satu bulan haram (suci –mulia ). Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Sesungguhnya Allah membuka awal tahun dengan bulan haram, menutup dengan bulan haram pula. Tidak ada bulan yang lebih agung di sisi Allah sesudah Ramadhan dibandingkan dengan Muharram.” Salah satu keistimewaan bulan haram yakni di dalamnya dilarang ada perang. (Abu Ubaidillah Yusuf, ‘Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah’, hal. 7).

Keagungan bulan awal tahun ini, juga dilukiskan oleh Rasulullah lewat sabdanya, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim. “Puasa yang paling afdal sesudah Ramadhan yakni puasa pada Syahrullah al-Muharram.” Ibnu Rajab, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim mengatakan, “Nabi memberi nama Muharram dengan Syahrullah [bulan Allah]. Penyandaran bulan ini kepada Allah memperlihatkan kemuliaan dan keutamannya. Karena Allah tidak menyandarkan sesuatu pada dirinya kecuali pada ciptaan-Nya yang special.”

Abu Utsman an-Nahdi menyebut dalam kitab “Lathai’iful Ma’arif” tetang amalan di bulan Muharram, “Adalah para salaf menggunakan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama untuk memaksimalkan ibadah: sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama pada bulan Zulhijjah, dan Muharram.”

Perlu ditegaskan, bahwa dalam beribadah haruslah ada kejelasan dalil, melaksanakan ibadah pada malam dan hari-hari tertentu tanpa dalil merupakan masalah yang tidak disyariatkan. Syaikh Bakr bin ‘Abdillah berkata, “Tidak ada dalam syariat ini sedikitpun doa atau zikir khusus untuk awal tahun".

Manusia zaman kini banyak yang membuat bid’ah berupa doa, zikir atau tukar-menukar ucapan selamat, demikian pula pada awal tahun gres (baca: renungan awal tahun), menghidupkan malam pertama bulan Muharram dengan salat, zikir, atau doa-doa, puasa simpulan tahun, dan sebagainya yang semua itu tidak ada dalilnya sama sekali.”

Dan yang tidak kalah pentingnya dalam beribadah yakni jangan berlebih-lebihan ‘ghuluw’ sebagaimana para penganut Rafidhah (Syiah) dalam memperingati sepuluh Muharram setiap tahunnya, dengan upacara kesedihan dan ratapan atas meninggalnya Husain di Karbala pada 10 Muharram 61 H.

Mereka berdemonstrasi ke jalan-jalan dan lapangan, menggunakan pakaian serba hitam untuk mengenang gugurnya Husain ra, sembari memukuli pipi mereka sendiri, dada, punggung dan kepala dengan cemeti, pedang, dan benda-benda tajam lainnya, hingga sekujur badan mereka berlumuran darah. Sambil menangis dan histeris menyebut, “Ya, Husain… Ya, Husain… Ya, Husain…!” Konyolnya, rangkaiaan ritual di atas dianggapnya sebagai perbuatan mulia yang mendatangkan pahala besar.

Cukuplah ucapan Ibnu Rajab rahimahullah dalam “Latha’iful Ma’arif” menjadi peringatan bagi kita. “Ada pun mengakibatkan hari ‘Assyura sebagai hari kesedihan/ratapan sebagaimana dilakukan oleh golongan syiah lantaran terbunuhnya Husain bin Ali, maka hal itu termasuk perbuatan orang sesat usahanya dalam kehidupan dunia, sedangkan dia menduga berbuat baik (baca: Madzhab Syiah). Allah dan Rasul-Nya saja tidak pernah memerintahkan biar hari peristiwa alam dan janjkematian para nabi dijadikan ratapan, lantas bagaimana dengan orang selain mereka?”

Adalah hal yang hiperbola dan sebuah kemungkaran yang konkret jikalau kita membuat ritual gres yang tidak pernah disyariatkan oleh Rasulullah, sebagaimana mereka yang memuliakan tanah Karbala secara hiperbola dan mengakibatkan ratapan janjkematian Husain sebagai ritual mulia dan ilham yang tak pernah habis. Makara ungakapn saudara Ismail Amin (Mahasiswa Mostafa International University Islamic Republic of Iran) bahwa, ‘Kullu yaumin As-Syura, Kullu ardin Karbala’ (semua hari yakni Asyura, semua daerah yakni Karbala) merupakan sebuah ungkapan yang tak berdasar dan mengada-ada.

Baca Selengkapnya: Hadis-Hadis Daif perihal Amalan Bulan Muharram

Amalan puasa Asyura pada bulan Muharram yang disyariatkan Nabi yakni berpuasa pada tanggal sembilan, sepuluh, dan sebelas, atau di hari kesembilan dan sepuluh atau hanya pada hari kesepuluh saja. Termasuk di antaranya yakni memperbanyak zikir, baca Alquran, dan ragam ibadah sunnah lainnya, mirip menolong dan menyebarkan dengan sesama.

Salah satu dari empat bulan haram itu yakni bulan Muharam. Hal ini terlihat terang dari kandungan hadits sahih berikut ini: “Di dalam satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya terdapat empat bulan yang mulia. Tiga di antaranya berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. (Adapun bulan) Rajab berada di antara bulan Jumada dan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 2958 dari Abu Bakar).

Pahala dan dosa yang dilakukan di bulan-bulan yang dimuliakan tersebut lebih besar dan dahsyat dibandingkan bulan-bulan selainnya. Allah SWT berfirman, "Janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian (dengan berbuat dosa) di dalamnya (di bulan-bulan tersebut).” (QS. At-Taubah: 36)

Peristiwa Penting yang terjadi di Bulan Muharram 

1.Allah menyelamatkan Bani Israil, yaitu Nabi Musa AS beserta kaumnya dari kejaran Firaun dan bala tentaranya. Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT, nabi Musa AS berpuasa di hari ini. Jadi, hari Asyura yakni hari dimana bahari Merah terbelah sebagai sarana penyelamat Nabi Musa dan pengikutnya dari kejaran tentara Firaun. Ketika mengetahui insiden ini, maka Rasulullah bersabda, "Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian. Kemudian dia berpuasa di hari itu dan memerintahkan para shahabat biar berpuasa di hari itu."(HR. Bukhari No. 1865)

2. Puasa di hari Asyura sudah dikenal semenjak jaman jahiliyah, bahkan sebelum diutus Rasulullah SAW. Al-Qurthubi berkata, "Kemungkinan kaum Quraisy menyandarkan amalan puasa mereka kepada syari'at orang-orang sebelum mereka, mirip syari'at Nabi Ibrahim."

3. Tanggal 10 Muharam atau pertama Allah di dalam: membuat alam (termasuk laut), menurunkan rahmat, dan menurunkan hujan.
4. Allah membuat ‘arsy (singgasana Allah), Lauhul Mahfudz, dan Qalam.
5. Hari Asyura yakni hari dimana Allah membuat Malaikat Jibril.
6. Nabi Adam bertaubat kepada Allah.
7. Hari Asyura yakni hari dimana Nabi Idris diangkat oleh Allah ke langit.

8. Nabi Nuh diselamatkan Allah dari banjir bandang melalui perahu, sesudah bumi ditenggelamkan selama enam bulan.

9. Hari Asyura yakni hari dimana Nabi Ibrahim dilahirkan, diangkat sebagai Khalilullah (kekasih Allah), serta diselamatkan Allah dari panasnya api Raja Namrud.

10. Hari Asyura yakni hari dimana Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa.
11. Hari Asyura yakni hari dimana Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara.
12. Hari Asyura yakni hari dimana penglihatan Nabi Ya’kub dipulihkan kembali oleh Allah.
13. Hari Asyura yakni hari dimana Nabi Ayub disembuhkan Allah dari penyakit yang dideritanya.

14. Hari Asyura yakni hari dimana Nabi Yunus selamat dari perut ikan paus sesudah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam.

15. kesalahan Nabi Daud diampuni oleh Allah.
16. Hari Asyura yakni hari dimana Nabi Sulaiman diberi Allah kerajaan yang luas dan besar.
17. Hari Asyura yakni hari dimana Nabi Isa diangkat ke langit.
18. Pada tanggal 1 Muharam, Khalifah Umar Al-Khattab tetapkan hari pertama bagi setiap tahun gres Islam (Kalendar Hijriah).

Anjuran Nabi Muhammad SAW dalam Menunaikan Puasa Asyuro (10 Muharram) 

Pengertian Puasa Asyura 

Secara bahasa ‘Asyura sanggup diartikan sebagai ‘hari kesepuluh’ pada bulan Muharram, termasuk hari yang mulia dan meyimpan banyak sejarah yang tak sanggup dilupakan. Ibnu Abbas pernah berkata, “Nabi tiba di Madinah dan mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa Asyura. Nabi bertanya, “Puasa apa ini?” mereka meenjawab, “Hari ini yakni hari baik, hari dimana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya, maka Musa as berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah. Dan kami pun ikut berpuasa,” Nabi berkata, “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.” Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan insan untuk berpuasa. (Sahih Bukhari: 2004, Muslim: 1130).

Namun intinya Rasulullah telah berpuasa sebelum hijrah ke Madinah, sebagaimana yang dituturkan Aisyah, “Dahulu orang Quraisy berpuasa Asyura pada zaman jahiliah. Tatkala dia hijrah ke Madinah, dia tetap puasa Asyura dan memerintahkan insan juga berpuasa. Ketika puasa bulan berkat telah diwajibkan, dia bersabda, ‘Bagi yang hendak puasa silahkan, bagi yang tidak berpuasa juga tidak mengapa.” (Sahih Bukhari: 2002, Muslim: 1125). 

Tentang pahala puasa, Rasulullah bersabda, “Puasa Asyura, saya memohon kepada Allah biar sanggup menghapus dosa setahun yang lalu.” (Shahih Muslim: 1162).

Imam Nawawi mengomentari hadis ini, katanya, “Keutamaanya menghapus semua dosa-dosa kecil. Atau boleh dikatakan menghapus seluruh dosa kecuali dosa besar”. (Imam Nawawi, Majmu’ Syarhul Muadzab, VI/279).

 Bulan Muharam yakni bulan yang amat mulia Keutamaan Bulan Muharram -  Tuntunan Amalan, Doa dan Puasa 10 Asyuro Berdasarkan Sunnah Nabi SAW

Anjuran Puasa Muharram

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendorong kita melaksanakan puasa pada bulan Muharram sebagaimana sabdanya,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa yang paling utama sesudah (puasa) Ramadhan yakni puasa pada bulan Allah - Muharram. Sementara shalat yang paling utama sesudah shalat wajib yakni shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).

Imam Nawawi -rahimahullah- menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa yakni pada bulan Muharram.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 55) Lalu mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diketahui banyak berpuasa di bulan Sya’ban bukan malah bulan Muharram? Ada dua balasan yang dikemukakan oleh Imam Nawawi.

1- Mungkin saja Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam gres mengetahui keutamaan banyak berpuasa di bulan Muharram di maut hidup beliau.

2- Boleh jadi pula dia mempunyai udzur ketika berada di bulan Muharram (seperti bersafar atau sakit) sehingga tidak sempat menunaikan banyak puasa pada bulan Muharram. (Lihat Syarh Shahih Muslim, 8: 55)

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Puasa yang paling utama di antara bulan-bulan haram (Dzulqo’dah, Dzulhijah, Muharram, Rajab -pen) yakni puasa di bulan Muharram (syahrullah).” (Lathoif Al Ma’arif, hal. 67)

Beberapa Keutamaan Puasa di Bulan Asyura

Dari Ibnu Abbas RA berkata Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa berpuasa di hari Asyura' (10 Muharam), maka Allah SWT memberinya pahala 10.000 malaikat dan barangsiapa yang berpuasa di hari Asyura' (10 Muharam) maka diberi pahala 10.000 orang berhaji dan berumrah, dan 10.000 pahala orang mati syahid. Barangsiapa mengusap kepala bawah umur yatim di hari tersebut, maka Allah SWT menaikkan dengan setiap rambut satu derajat. Barangsiapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa pada orang mukmin di hari Asyura', maka seakan-akan dia memberi makan seluruh umat Rasulullah SAW yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka."

Selain yang disebutkan hadits di atas, puasa di bulan Asyura mempunyai manfaat lain, yaitu: menghapuskan kesalahan setahun yang lalu. Hal ini terang tertulis di dalam hadits berikut ini: “Puasa ‘Asyura menghapus kesalahan setahun yang telah lalu.” (HR. Muslim)

Rasulullah ditanya perihal puasa di hari Asyura, maka dia menjawab, "Puasa itu bisa menghapuskan (dosa-dosa kecil) di tahun kemarin." (HR. Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Baihaqi, dan Abdur Razaq) Yang dimaksudkan menghapuskan dosa setahun yakni dosa-dosa kecil, bukan dosa besar. Hal ini didukung oleh beberapa pernyataan ulama besar Imam Nawawiy dan Ibnu Taimiyyah, berikut ini:

Imam Nawawiy berkata, “Puasa hari Asyura menghapuskan seluruh dosa-dosa kecil selain dosa-dosa besar dan sebagai kafarrah (penebus dosa) dosa selama satu tahun.” (Al Majmu’ Syarh al-Muhadzab juz 6)

Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyyah berkata, “Dihapuskan dosa-dosa dengan thaharah (bersuci), salat, puasa di bulan Ramadan, puasa hari Arafah, dan puasa hari Asyura. Semuanya untuk dosa-dosa kecil.”(Al-Fatawa al Kubra juz 5)

Baca Juga: Meskipun Bulan Haram, Muharram Jangan Dicela

Bagimanakah Tuntunan Nabi dalam Melakukan Puasa Asyura di bulan Muharram?

Di antara sobat yang gemar melaksanakan puasa pada bulan-bulan haram (termasuk bulan haram yakni Muharram) yaitu ‘Umar, Aisyah dan Abu Tholhah. Bahkan Ibnu ‘Umar dan Al Hasan Al Bashri gemar melaksanakan puasa pada setiap bulan haram (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 71). Bulan haram yakni bulan Dzulqo’dah, Dzulhijah, Muharram dan Rajab.

Banyak Berpuasa, Tidak Mesti Sebulan Penuh

Penjelasan di atas memperlihatkan bahwa kaum muslimin dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram. Jika tidak mampu, berpuasalah sesuai kemampuannya. Namun yang lebih tepat yakni tidak berpuasa Muharram sebulan penuh. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata,

وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِى شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِى شَعْبَانَ

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan. Aku tidak pernah melihat dia banyak puasa dalam sebulan selain pada bulan Sya’ban.” (HR. Muslim no. 1156). (Lihat klarifikasi Syaikh Kholid bin Su’ud Al Bulaihad di sini)

Dari sekian hari di bulan Muharram, yang lebih afhol yakni puasa hari ‘Asyura, yaitu pada 10 Muharram. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata,

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang kemudian dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162).

Selisihi Yahudi dengan Menambah Puasa Tasu’a (9 Muharram)

Namun dalam rangka menyelisihi Yahudi, kita diperintahkan berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu berpuasa pada hari kesembilan (tasu’a). Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melaksanakan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada ketika itu ada yang berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.

“Wahai Rasulullah, hari ini yakni hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas dia mengatakan,

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ - إِنْ شَاءَ اللَّهُ - صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,

فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

“Belum hingga tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134)

Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq dan selainnya menyampaikan bahwa dianjurkan (disunnahkan) berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh sekaligus; lantaran Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat (berkeinginan) berpuasa juga pada hari kesembilan. (Lihat Syarh Muslim, 8: 12-13)

Ibnu Rajab mengatakan, ”Di antara ulama yang menganjurkan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram sekaligus yakni Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad, dan Ishaq. Adapun Imam Abu Hanifah menganggap makruh jikalau seseorang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 99)

Apa Hikmah Menambah Puasa pada Hari Kesembilan?

Sebagian ulama menyampaikan bahwa alasannya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bepuasa pada hari kesepuluh sekaligus kesembilan biar tidak tasyabbuh (menyerupai) orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja. Dalam hadits Ibnu Abbas juga terdapat aba-aba mengenai hal ini. Ada juga yang menyampaikan bahwa hal ini untuk kehati-hatian, siapa tahu salah dalam penentuan hari ’Asyura’ (tanggal 10 Muharram). Pendapat yang menyatakan bahwa Nabi menambah hari kesembilan biar tidak ibarat puasa Yahudi yakni pendapat yang lebih kuat. Wallahu a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 8: 12-13)

Sebagaimana klarifikasi dari Syaikh Ibrahim Ar Ruhaili, kita lebih baik berpuasa dua hari sekaligus yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram lantaran dalam melaksanakan puasa ‘Asyura ada dua tingkatan yaitu:

1- Tingkatan yang lebih tepat yakni berpuasa pada 9 dan 10 Muharram sekaligus.
2- Tingkatan di bawahnya yakni berpuasa pada 10 Muharram saja. (Lihat Tajridul Ittiba’, hal. 128)

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz, mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa silam berkata, “Yang lebih afdhol yakni berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh dari bulan Muharram lantaran mengingat hadits (Ibnu ‘Abbas), “Apabila saya masih diberi kehidupan tahun depan, saya akan berpuasa pada hari kesembilan.” Jika ada yang berpuasa pada hari kesepuluh dan kesebelas atau berpuasa tiga hari sekaligus (9, 10 dan 11) maka itu semua baik. Semua ini dengan maksud untuk menyelisihi Yahudi.” (Lihat Fatwa Syaikh Ibnu Baz di sini).

Beberapa Doa yang cocok dipanjatkan ketika Bulan Muharram

a Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tuhan yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rejeki kepada siapa pun yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan.

Ya Allah, Tuhanku, patut bagi-Mu citra yang anggun dan penghormatan yang tertinggi. Apabila hasrat diarahkan kepada-Mu, Engkau yakni yang terbaik untuk dihasrati. Apabila impian diletakkan kepada-Mu, Engkau yakni yang termulia untuk diharapi.

Ya Allah, Tuhanku, Engkau telah menganugerahi hamba kekuatan sehingga hamba tidak memuja siapa pun selain Engkau, dan hamba tidak memuji siapa pun selain Engkau. Hamba tidak mengarahkan kebanggaan hamba kepada yang lain, yang merupakan sumber-sumber kekecewaan dan pusat-pusat keraguan. Engkau telah menjauhkan pengecap hamba dari memuji insan dan memuji makhluk-makhluk yang diciptakan dan dipelihara.

Ya Tuhanku, setiap pemuji mempunyai hak akan ganjaran dan imbalan pada siapa yang dipujinya. Sesungguhnya hamba telah berpaling kepada-Mu dengan mata hamba pada perbendaharaan rahmat-Mu dan khazanah keampunan.

Ya Tuhanku, di sini bangun orang yang telah mengesakan Engkau dengan keesaan yang menjadi hak-Mu, dan yang tidak memandang siapa pun yang patut akan kebanggaan dan pujaan ini selain Engkau. Keinginan hamba kepada-Mu yakni sedemikian sehingga tiada selain kemurahan-Mu yang sanggup memenuhi kekurangannya, dan tidak ada yang memperlihatkan kebutuhannya kecuali kekusaan dan kemurahan-Mu. Maka karuniakanlah kami di daerah ini kehendak-Mu dan bebaskan kami dari menadahkan tangan pada siapa pun selain Engkau. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.

 Bulan Muharam yakni bulan yang amat mulia Keutamaan Bulan Muharram -  Tuntunan Amalan, Doa dan Puasa 10 Asyuro Berdasarkan Sunnah Nabi SAW

Demi Allah, Tuhan yang roh seisi langit dan bumi ada dalam genggaman tanganMu. Malam ini, kami dan saudara-saudara kami Keluarga Besar Setia Hati Terate bermunajat kepadamu. Karena kami yakin, hanya kepadaMu kami menyembah dan kepadaMu juga kami memohon pertolongan.

Wahai Penguasa Alam, dan Penguasa Langit serta Kerajaan Yang Agung. Di hadapan-Mu kami tak lagi punya apa-apa. Yang kami punya malam ini, hanya doa untuk memohon kepada-Mu. Karena itu, kami dan saudara kami Keluarga Besar SH Terate memohon padaMu. Ampunilah dosa-dosa kami. Dosa-dosa ibu-bapak kami. Dosa-dosa guru kami, leluhur kami dan khususnya dosa-dosa pendiri SH Terate serta dosa-dosa saudara-saudara kami yang telah ikut berdharma mengajarkan kebijaksanaan luhur lewat organisasi SH Terate yang Engkau ridloi.

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau aturan kami jikalau kami lupa atau bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat, sehingga kami tak sanggup memikulnya. Bari kami maaf, ampuni dosa kami, dan rakhmatilah kami.

Ya Allah, Tuhan Yang Mampu mengekalkan rasa persaudaraan dalam jiwa.Kami yakin, persaudaraan yang kami bina dalam SH Terate ini tidak akan langgeng tanpa ridlomu. Karena itu, kami mohon kepadamu, kekalkanlah rasa persaudaraan di antara kami. Sehingga, kami tetap guyup dalam kerukunan dan rukun dalam keguyuban atas lindungan dan petunjukMu.

Ya Allah, Tuhan Yang Roh kami dan saudara-saudara kami ada di dalam genggaman tangan-Mu. Jangan jadikan kami kaum yang bercerai berai.

Hindarkan kami dan saudara-saudara kami dari fitnah, sombong, iri, dengki, dakwen dan salah open.

Ya Allah, Dzat Pemilik Cahaya Kasih. Berikanlah kemampuan kepada kami untuk membedakan antara yang haq dan yang batil. Beri kami kekuatan untuk menyampaikan yang benar yakni semata-mata kebenaran dariMu dan yang salah semata-mata kesalahan dan kekhilafan kami.

Berkahilah jalinan persaudaraan kami ini dengan ilmu yang membawa barokah, dharma yang membuahkan rakhmat dan petunjuk yang menuntun kami dan saudara-daudara kami ke jalan yang Engkau Ridloi.

Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di alam abadi dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Kami yakin, segala kekuatan dan kesaktian yang ada di muka bumi ini semata-mata hanya kekuatan dan kesaktian dariMu. Ya, Allah, kabulkanlah doa kami dan saudara-saudara kami ini.Segala puji bagiMU, Ya Allah, Tuhan Alam Semesta. Amin.

Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: