Karangan bunga "ungkapan murung cita" dan gagal move on nya para pendukung Cagub dan Cawagub DKI Ahok dan Djarot yang membanjiri Balai Kota, masih menyisakan banyak cerita.
Selain kisah Balai Kota DKI Jakarta yang tidak cukup lagi untuk menampung karangan bunga murung cita dan berkabungnya para Ahoker ini, yang hingga ada beberapa karangan bunga itu diletakan di sepanjang trotoar depan Balai Kota DKI Jakarta bahkan hingga ada di sepanjang taman di Jalan Medan Merdeka Selatan.
Apiko Joko Mulyono
Adapula kisah mengharu birunya para simpatisan-simpatisan Ahok yang ingin bertemu dan bersalaman sekedar untuk mengucapkan terimakasih atas jasa-jasa Ahok selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Namun, ada satu kisah yang menarikdanunik yang disampaikan oleh seorang wartawan senior kita Apiko Joko Mulyono. Menurutnya, karangan bunga yang dikirim di Balai Kota sesuai dengan pesanan untuk kemenangan Ahok-Djarot namun kenyatannya paslon nomor dua itu kalah telak.
“Saya lebih percaya berita investigatif bahwa sekitar 1.800 karangan bunga ini dipesan untuk persiapan pesta kemenangan Ahok-Djarot, yang ternyata keok,” ujar wartawan senior Apiko Joko Mulyono di akun Facebooknya.
Kata Apiko, karangan bunga itu harus dikirim alasannya ialah sudah tanda tangan kontrak. “Tapi alasannya ialah terlanjur dipesan, dan tukang bunga tidak mau dibatalkan, maka pesta karangan bunga tetap dikirim dengan ucapan yang diubah….gombal,” ungkap Apiko.
Ia mengatakan, karangan bunga itu lebih cocok untuk pecundang. “Dia ditujukan kepada pecundang kontestan Pilkada DKI Jakarta,” pungkasnya.
(SuaraNasional)
Buat lebih berguna, kongsi: