Pemikiran-Pemikiran Gres Administrasi Kelas, Administrasi Kelas Berbasis It, Dan Pendidikan Berbasis Masyarakat



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Sumber daya insan yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. upaya peningkatan kualitas sumber daya insan tidak bisa terpisah dengan kasus pendidikan bangsa. Guru mempunyai andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua acara pokok yaitu acara mengajar dan acara mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, acara belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta penilaian diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.

Pengelolaan kelas diperlukan untuk menimbulkan pembelajaran yang berkualitas lantaran dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laris dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa sanggup mencar ilmu dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya di masa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.
Untuk mewujudkan kualitas pembelajaran, perlu ditempuh upaya-upaya yang bersifat komprehensif terhadap kemampuan guru dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Namun demikian, berdasarkan informasi yang berkembang dalam pendidikan, pembelajaran di sekolah/lembaga pendidikan belum berjalan secara efektif, bahkan banyak guru yang mengajar tanpa memanfaatkan sumber belajar. mereka mengajar secara rutin apa adanya sehingga pembelajaran berkesan teacher centris. Berdasar rumusan kasus tersebut penulis membuat makalh yang berjudul “Pemikiran-Pemikiran Baru Managemen Kelas, Managemen Kelas Berbasis IT, Dan Pendidikan Berbasis Masyarakat”

B.  Rumusan Masalah
1.        Apa saja penemuan-penemuan gres managemen kelas?
2.        Bagaimanakah managemen kelas yang berbasis IT?
3.        Bagaimanakah pendidikan berbasis masyarakat?
C.  Tujuan Penulisan
1.        Untuk menjelaskan penemuan-penemuan gres administrasi kelas.
2.        Untuk menjelaskan manajemen kelas berbasis IT.
3.         Untuk menjelaskan pendidikan berbasis masyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pemikiran- pemikiran Baru Manajemen Kelas
Kinerja administrasi kelas yang efektif, antara lain tercermin dalam bentuk keberhasilan guru dalam mengkreasikan lingkungan mencar ilmu secara positif (creating positive learning environment) dan memberdayakan siswa (empowering students ) untuk memahami dan menjadi efektif dalam melibatkan diri pada proses pengelolaan kelas dan proses pembelajaran. Adalah realitas bahwa kasus serius yang terjadi di sekolah- sekolah ketika ini, besar atau kecil, disebabkan oleh masalah-masalah manajemen, khususnya administrasi kelas, yang belum bisa merespon tuntutan untuk menimbulkan insan secara selayaknya (human being) atau ingin membuat proses pembelajaran pada tingkat kinerja yang diinginkan. Sosok ideal ini memang tidak menjadi tanggung jawab guru sepenuhnya, melainkan juga tanggung jawab kepala sekolah, special educator, pelatih, jago psikologi, bahkan peneliti.
Ringkasnya, esensi dan ekstensi administrasi kelas dalam memanfaatkan proses pembelajaran yang aman tidak lagi didudukkan pada posisi sekunder, melainkan menjadi pemeran utama. Pemikiran ini menuntut adanya cara dan metode gres bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif dan inovatif. Hasil penelitian yang relatif kontemporer mengenai administrasi kelas merekomendasikan beberapa metode inovatif atau orientasi gres yang menjadi fokus kerja administrasi kelas. Beberapa di antaranya meliputi berikut ini.
1.        Perhatian yang lebih besar pada aspek pendidikan multikultural dan isu- informasi gender (persamaan hak antara perempuan dan laki- laki).
2.        Pengembangan fokus ke arah pencerahan kebutuhan siswa, gaya belajar, kultur pembelajaran, dan metode pengelolaan sikap yang dipakai di kelas.
3.        Pengembangan fokus ke arah keterlibatan siswa secara aktif dalam memahami dan mengambil tanggung jawab bagi lingkungan belajarnya untuk mendemonstrasikan sikap positif.
4.        Pengembangan studi kasus mengenai bagaimana membuat sosok administrasi kelas yang efektif atau bagaimana menimba pengalaman dari administrasi kelas yang baik yang pernah ditampilkan.
5.        Perluasan rencana- planning gres dalam kerangka membangun administrasi yang efektif, serta penentuan seni administrasi proses dan metode yang akurat untuk mengimplementasikannya.
6.        Gagasan- gagasan gres mengenai cara guru bekerja untuk memecahkan masalah- kasus keprilakuan khusus yang dialami oleh siswa dalam keseluruhan mainstreams kehidupan untuk dimanipulasi menjadi potensi aman di dalam dan di lingkungan kelas.

B.  Manajemen Kelas dalam Rangka Pembelajaran Berbasis IT
1.        Pengertian IT ( Information Technologi )
Informasi diartikan sebagai hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan, sehingga penerimanya akan mendapat rangsangan untuk melaksanakan tindakan. Technologi yaitu hasil rekayasa insan yang berupa seperangkat alat yang membantu insan dalam bekerja. Jadi IT ( Information Technologi ) sanggup diartikan seperangkat alat yang membantu dalam bekerja dengan informasi dan melaksanakan tugas-tugas yang bekerjasama dengan pemrosesan informal dan proses penyampaian informasi dari cuilan pengirim ke peserta pun akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih usang penyimpanannya.
IT ( Information Technologi ) tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang dipakai untuk memroses dan menyimpan informasi, melainkan juga meliputi teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Teknologi yang menggabungkan komputasi (computer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video. Kaprikornus berdasarkan kesimpulan teknologi informasi yaitu campuran antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi. IT ( Information Technologi ) bekerjasama dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran data/ informasi tersebut dalam batas–batas ruang dan waktu. Teknologi informasi merupakan pengembangan dari teknologi komputer dipadukan dengan teknologi telekomunikasi.
2.        Pembelajaran Berbasis IT
Teknologi dalam pendidikan yaitu salah satu aspek yang sangat penting dari teknologi pendidikan. Secara historis, banyak perguruan tinggi yang secara evolusif mengembangkan unit radio visualnya menjadi unit teknologi pendidikan. Dengan cara melaksanakan pemilihan yang sempurna terhadap hardware dan software yang digunakan, sangat memungkinkan untuk meningkatkan efisiensi atau kualisas mencar ilmu  dalam situasi tertentu. Inilah cikal-bakal dari pengembangan teknologi pendidikan ibarat yang akan kita lihat nantinya.
Salah satu tahap yang paling awal dalam evolusi Teknologi Pendidikan yaitu yang disebut tahap hardware. Disebut demikian lantaran kiprah berat dalam pengembangan peralatan pendidikan yang efektif telah dilakukannya secara layak dalam menyakinkan, memungkinkan untuk terlayani dan terjangkau oleh anggaran sekolah, universitas dan para penyelenggara latihan. Akan tetapi, apabila pada suatu ketika hardware tersebut telah mensyaratkan maka akan dicarikan software yang kira-kira cocok. Tahap inilah yang disebut sebagai tahap software di mana perhatian khusus terhadap pengembangan materi mencar ilmu tertentu yang sesuai dilakukan. Pengembangan ini didasarkan pada adaptasi persepsi dan teori mencar ilmu kontemporer. Dengan demikian pada awal pengembangan teknologi pendidikan, kita sanggup mengidentifikasikan perubahan dalam pengertian istilah teknologi.
Semula pengertian tersebut terang mempunyai konotasi perekayasaan (engineering). Karena pengertian dasar dari teknologi pendidikan bekerjasama dengan pengembangan benda-benda optik dan dan peralatan elektronik yang dibentuk untuk tujuan pendidikan. Setelah itu teknologi dalam pendidikan lebih banyak bekerjasama dan bercampur baur dengan psikologi dan teori mencar ilmu sebagai tujuan utama. Dengan demikian pengertian dasar tersebut berkembang menjadi pengembangan software yang sesuai untuk dipakai dengan hardware tersebut, akan tetapi, pada tahap pengembangan teknologi pendidikan ini, orang mulai sadar bahwa dalam pendidikan dan latihan banyak yang sanggup ditingkatkan dengan pemikiran yang lebih serius dan hati-hati ihwal banyak sekali aspek dalam merancang situasi mencar ilmu mengajar. Keputusan ibarat itu mengarah ke interprestasi baru, ihwal teknologi pendidikan, yang diartikan sebagai keseluruhan teknologi dari pendidikan. Kaprikornus teknologi pendidikan bukan hanya sekedar penggunaan teknologi dalam pendidikan, dimana teknologi tersebut sesungguhnya hanya merupakan cuilan teknologi dari pendidikan.
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual sanggup menyediakan respon yang segera terhadap hasil mencar ilmu yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu, komputer mempunyai kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat ketika ini telah memungkinkan komputer memuat dan menayangkan bermacam-macam bentuk media di dalamnya.
Saat ini teknologi komputer tidak lagi hanya dipakai sebagai sarana komputasi dan pengolahan kata (word processor) tetapi juga sebagai sarana mencar ilmu multi media yang memungkinkan peserta didik membuat desain dan rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan. Sajian multimedia berbasis komputer sanggup diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan kiprah komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan bunyi dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang sanggup mengkombinasikan banyak sekali unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer sanggup dirancang dan dipakai sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan contohnya rancangan grafis dan animasi.
Multimedia berbasis komputer sanggup pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam melaksanakan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu. Misalnya, penggunaan simulator kokpit pesawat terbang yang memungkinkan peserta didik dalam perguruan tinggi penerbangan sanggup berlatih tanpa menghadapi risiko jatuh. Contoh lain dari penggunaan multimedia berbasis komputer yaitu tampilan multimedia dalam bentuk animasi yang memungkinkan mahasiswa pada jurusan eksakta, biologi, kimia, dan fisika melaksanakan percobaan tanpa harus berada di laboratorium.
Perkembangan teknologi komputer ketika ini telah membentuk suatu jaringan (network) yang sanggup memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan sumber mencar ilmu secara luas. Jaringan komputer berupa internet dan web telah membuka jalan masuk bagi setiap orang untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan terkini dalam bidang akademik tertentu. Diskusi dan interaksi keilmuan sanggup terselenggara melalui tersedianya akomodasi internet dan web di sekolah.
Penggunaan internet dan web tidak hanya sanggup memperlihatkan donasi yang positif terhadap acara akademik siswa tapi juga bagi guru. Internet dan web sanggup memberi kemungkinan bagi guru untuk menggali informasi dan ilmu pengetahuan dalam mata pelajaran yang menjadi bidang ampuannya. Melalui penggunaan internet dan web, guru akan selalu siap mengajarkan ilmu pengetahuan yang mutakhir kepada siswa. Hal ini tentu saja menuntut kemampuan guru itu sendiri untuk selalu ulet mengakses website dalam bidang yang menjadi keahliannya.
Media dalam pembelajaran mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan mencar ilmu siswa (pola bermedia).
Jenis kegiatan/ kiprah guru yang sanggup dilaksanakan dengan memakai ruang multimedia antara lain:
a.    Presentasi Power Point
Menyampaiakan materi (presentasi) merupakan salah satu bentuk kiprah yang paling sederhana yang sanggup dilakukan yaitu memberikan materi pelajaran memakai madia komputer/ laptop dan LCD. Materi disampaikan kepada siswa dengan menayangkan materi pada layar dan siswa sanggup mengikuti pembelajaran bersama- sama. Ketrampilan sanggup dikembangkan lagi dengan memakai program Windows Movie Maker, Ulead VideoStudio, dan lain- lain. Hendaknya seorang guru paling tidak mempunyai kemampuan untuk membuat materi asuh dalam bentuk presentasi Power Point.
b.    Memutar video dan lagu/musik yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang disela-sela acara mencar ilmu siswa, contohnya ketika siswa mengakses materi pelajaran melalui internet.
1)   Video Pembelajaran
Prinsipnya adalah, CD pembelajaran itu nanti berupa video hasil rekaman aktifitas pembelajaran yang direkam dan ditampilkan dalam bentuk video. Karena bentuknya video, maka beliau akan mengalir ibarat orang nonton film. Tidak ada akomodasi interlinking dalam film tadi. Bahan video bisa berasal dari rekaman anda yang seakan-akan sedang mengajar di lab, sedang mengerjakan workshop, rekaman desktop dengan Camtasia, atau bisa juga mencari dari situs-situs social video hosting ibarat youtube.com, teacherstube.com, metacafe.com, dan sebagainya. Kemudian, potongan-potongan video diolah dengan perangkat lunak video editting (misalnya ULead Video Editor), ditambahi elemen text, diberikan efek-efek, dan juga perlu diberikan dubbing bunyi guru. Perangkat yang dibutuhkan diantaranya kamera digital dan handycam.
2)   CD Media Ajar Berbasis HTML
Ketika kita membeli majalah-majalah komputer, sering kali kita mendapatkan CD yang begitu kita masukkan ke dalam CD ROM, beliau eksklusif nge-load internet browser dan menampilkan sajian dan konten CD tersebut. Nah,..  idenya yaitu ibarat itu. Bahasa HTML yaitu bahasa yang biasanya dipergunakan dalam menampilkan halaman web. Halaman HTML sanggup dibentuk dengan gampang dibuat. Tentunya, akan sangat tergantung kepada yang bersangkutan dalam membuat tampilan. Setiap topik atau bahasan yang bekerjasama sanggup dengan gampang dihubungkan dengan link (hyperlink). Sama persis dengan halaman web, namun kini kita buat dalam bentuk CD. Caranyapun sangat mudah, kumpulkan semua materi kerja dalam satu folder. Seluruh folder ini harus tercopy ke dalam CD dengan letak file dan struktur folder yang sama persis dengan ketika pembuatan. Jangan lupa mengemas CD tersebut dalam bentuk autorun CD. Caranya pun juga sangat mudah, cukup dengan menambahkan file ‘autorun.inf’, definisikan file inisiasi yang akan dibuka dengan file tersebut.
3)   Multimedia Pembelajaran Interaktif
Ini mungkin yang paling sulit, namun demikian hasilnya juga bisa sangat memuaskan. Software yang dipergunakan contohnya Macromedia Flash, Authorware, dsb. Elemen-elemen gambar dan audio video bisa tetap digabungkan didalamnya. Animasi bisa dibentuk dengan baik. Interactivitas bisa dibentuk dengan action script. CD CD pembelajaran untuk bawah umur yang kini bisa kita peroleh di toko buku yaitu teladan jenis media asuh jenis ini.
a)    Menampilkan gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran
b)   Mengirim informasi/pesan dari guru (komputer server) ke siswa (computer client)
c)    Mengirim tugas/ulangan kepada siswa dan mengumpulkannya kembali   melalui komputer server
d)   Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengakses materi melalui Internet
e)    Menggunakan ruang ini sebagai laborarotorium bahasa lantaran di dalamnya terdapat headphone yang disambungkan dengan tiap computer dan bisa mendengar bunyi guru dari computer server
3.        Sistem Pembelajaran Berbasis IT
Sistem pembelajaran berbasis IT memakai banyak sekali metode pembelajaran, antara lain yaitu:
a.    Metode Klasikal
Metode klasikal, yaitu penggunaan media komputer dengan sebuah media tayang lebar. Untuk metode ini dapat dipakai  peralatan:
1)   unit komputer + multimedia proyektor (LCD Proyektor), atau
2)   1 unit komputer + televisi
b.    Metode Kelompok
Metode kelompok, metode ini sanggup diterapkan pada kelas dengan  sejumlah kecil komputer. Sebuah komputer dipakai untuk beberapa siswa. Cara ini memungkinkan siswa untuk saling berdiskusi.
c.    Metode Individual/Mandiri
Metode individual, yaitu satu orang siswa dengan  sebuah komputer. Metode ini sanggup dipakai untuk sekolah yang mempunyai banyak komputer (laboratorium). Siswa juga sanggup mengcopy software untuk dipakai di rumah sebagai materi remedial. Siswa sanggup memakai media internet di luar jam sekolah, untuk menerima/kirim tugas, mencari materi dari luar sekolah.
4.        Beberapa Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengembangan Pembelajaran dan Manajemen Sekolah yang sanggup Dikembangkan di SD antara lain:
a.    Pembelajaran Berbasis Komputer
Pembelajaran berbasis komputer, yaitu penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Penggunaan komputer secara eksklusif dengan peserta didik untuk memberikan isi pelajaran, memperlihatkan latihan dan mengevaluasi kemajuan mencar ilmu peserta didik. Materi pembelajaran dibentuk dalam bentuk power point atau CD pembelajaran interaktif.
Pembelajaran berbasis komputer merupakan jadwal pembelajaran yang dipakai dalam proses pembelajaran dengan memakai software komputer (CD pembelajaran) berupa jadwal komputer yang berisi ihwal judul, tujuan, materi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
Robert Heinich, Molenda, dan James D. Russel (1985:226) menyatakan bahwa sistem computer sanggup menyampaikkan pembelajaran secara individual dan eksklusif kepada para peserta didik dengan cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan ke dalam sistem computer, inilah yang disebut dengan Pembelajaran Berbasis Komputer.
b.    Blended E- Learning
Blended E-Learning yaitu pembelajaran terintegrasi/terpadu dengan memakai jaringan internet (Network), intranet (LAN), atau extranet (WAN) – sebagai pengantar materi, interaksi atau fasilitas. Blended e-learning disebut juga online learning. Pada pembelajaran model ini pembelajaran sanggup disajikan dalam beberapa format (Wulf, 1996), diantaranya adalah: 1) E-mail (pengajar dan peserta didik berinteraksi dalam pembelajaran dengan memakai akomodasi e-mail), 2) Mailing list/grup diskusi, bisa memakai akomodasi email atau akomodasi jejaring social ibarat facebook atau twiter, 3) Mengunggah materi asuh dari internet, peserta didik sanggup mencari materi asuh melalui internet untuk menambah pengetahuan ihwal pokok bahasan yang sedang dipelajari. 4) Pembelajaran interaktif melalui web/blog, 5) interactive conferencing, berupa pembelajaran eksklusif jarak jauh.
c.    Pembelajaran Berbasis Web
Sekolah harus menyediakan/membuat website sekolah yang diantaranya berisi materi-materi pelajaran. Setiap pengajar harus mempunyai blog sendiri yang berisi materi pelajaran yang diajarkan, bisa berkomunikasi ihwal materi pelajaran dengan peserta didik di dunia maya, dengan demikian akan tercipta virtual class room (kelas dunia maya) yang sanggup memotivasi dan menambah wawasan pengetahuan peserta didik.
d.   Penilaian Berbasis TIK
Penilaian hasil mencar ilmu peserta didik memerlukan pengolahan dan analisis yang akurat, obyektif, transparan, dan integral biar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh lantaran itu perlu dikembangkan penilaian berbasis komputer yang bisa diakses oleh peserta didik, pengajar, dan orang tua.
e.    Perpustakaan Digital
Sumber mencar ilmu pokok bagi peserta didik yaitu buku-buku pelajaran dan buku-buku acuan yang lengkap. Buku-buku tersebut ada di perpustakaan sekolah. Semakin banyaknya buku dan banyaknya peserta didik yang memanfaatkan perpustakaan membutuhkan administrasi perpustakaan yang baik. Salah satu seni administrasi pelayanan perpustakaan berbasis komputer yaitu perpustakaan digital.
f.     Aplikasi Data Base Sekolah
Data yaitu sumber informasi bagi suatu forum yang sanggup dimanfaatkan sebagai laporan hasil kinerja, materi evaluasi, dan materi penyusunan program. Data sekolah harus valid, akurat, dan tersimpan dalam arsip/dokumen untuk sanggup dipergunakan sewaktu-waktu.
5.        Program Strategis Pengembangan IT di Sekolah Dasar
No.
Program Pengembangan TIK
Kegiatan
1.
Pengembangan Blended E-Learning
1.      Optimalisasi pemberian kiprah berstruktur dan tidak berstruktur melalui internet
2.      Optimalisasi kiprah non-test melalui internet
3.      Pendalaman materi asuh bagi peserta didik melalui internet
2.
Pembelajaran Berbasis Web
1.      Workshop membuatan web/blog bagi pengajar dan TU
2.      Update materi pelajaran dalam blog
3.      Diskusi interaktif melalui blog pengajar
3.
Penilaian Berbasis TIK
1.      Pelatihan/workshop penilaian berbasis TIK
2.      Menyusun data base hasil mencar ilmu peserta didik

4.
Perpustakaan Digital
1.      Pengadaan alat/sarana melalui pengajuan sumbangan ke dinas pend kab/prov/pusat
2.      Menyiapkan 5 unit PC yang berisi materi asuh di perpustakaan
5.
Aplikasi Data Base Sekolah
1.      Pelatihan pegawai TU
2.      Pembuatan data base sekolah
3.       

6.        Dampak Penerapan Pembelajaran Berbasis IT di Sekolah Dasar
Penerapan IT dalam pembelajaran di sekolah dasar memliki dampak yang besar terhadap perkembangan siswa. Seperti halnya tujuan utama dari pembelajaran berbasis IT sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penerapan IT juga mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai dampak dari penggunaan IT dalam proses pembelajaran.
Adapun beberapa kelebihan penerapaan pembelajaran berbasis IT di sekolah dasar yang merupakan dampak positif penerapaan pembelajaran berbasis IT antara lain :
a.    Menciptakan kondisi mencar ilmu yang menyenangkan dan mengasyikan (efek emosi)
b.    Siswa akan menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran
c.    Membekali kecakapan siswa untuk memakai teknologi tinggi
d.   Mendorong lingkungan mencar ilmu konstruktivisme
e.    Mendorong lahirnya pribadi kreatif dan berdikari pada diri siswa
f.     Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
g.    Membantu siswa yang mempunyai kecepatan mencar ilmu lambat
Selain memliki kelebihan, penerapan IT juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu diantaranya :
a.    Penerapannya membutuhkan biaya yang relatif besar.
b.    Rentan terhadap penyalahgunaan fungsi.
c.    Guru dalam dalam penerapan IT  dituntut mempunyai keahlian tinggi.
d.   Sulit diterapkan di sekolah yang kurang maju yang pada umumnya terdapat di pedesaan.
7.        Faktor- faktor yang mensugesti dalam pemanfaatan IT di Sekolah Dasar
Penerapan pembelajaran berbasis IT merupakan acara yang meliputi semua komponen sekolah, baik itu dari sekolah maupun dari diri individu setiap siswa. Tercapainya tujuan pembelajaran berbasis IT ini memerlukan kolaborasi antara semua komponen sekolah. Adapun beberapa faktor penting yang mensugesti pembelajaran berbasis IT di sekolah dasar yaitu :
a.    Kemampuan Sekolah
Salah satu unsur yang mengakibatkan IT dipakai secara maksimal yaitu dengan adanya akomodasi komputer yang memadai. Memang bila kita melihat sekolah-sekolah elit di kota besar, kita akan menemukan sekolah yang mempunyai sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap, contohnya komputer. Tetapi untuk sekolah-sekolah di kawasan pinggiran kota atau kepulauan, kita akan sulit menemukan sarana dan prasarana yang lengkap terutama komputer (tentunya yang layak dan memadai untuk sebuah proses pembelajaran).
Selama ini pemerintah memang memperlihatkan komputer kepada sebagian sekolah, tetapi untuk sekolah yang tidak kebagian harus berusaha sendiri untuk membeli komputer. Bagi sekolah elite, mungkin sangat mudah, tetapi bagi sekolah yang untuk merenovasi sekolahnya saja masih pontang-panting mencari dana apalagi untuk membeli komputer itu akan sangat memberatkan. Termasuk sekolah-sekolah swasta di kawasan dan pinggiran termasuk di kepulauan yang masih tertatih-tatih untuk menghidupi dirinya. Sedangkan komputer merupakan sarana utama biar pemanfaatan IT berjalan maksimal.
b.    Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kunci utama biar pemanfaatan IT berjalan maksimal yaitu guru. Untuk itu diharapkan guru yang profesional. Sedangkan dalam kenyataannya tidak semua guru lulusan jadwal sarjana yaitu tenaga pendidik yang profesional dalam memakai peralatan ibarat komputer. Hal ini juga akan menjadi kendala yang cukup serius mengingat yang menjadi kunci utamanya yaitu guru dalam pemanfaatan IT. Ketika guru-guru yang ada sudah tidak mampu, maka pemanfaatan IT ini hanya akan menjadi wacana yang terus berkembang dan hanya mengambang tanpa ada perwujudan dalam kenyataan.
c.    Lingkungan Sosial
Perkembangan dan proses mencar ilmu seseorang tidak sanggup terjadi tanpa kehadiran efek lingkungan (masyarakat). Begitu juga dengan pemanfaatan IT tidak akan maksimal tanpa didukung oleh lingkungan. Di lingkungan kota-kota besar, sangat gampang untuk mencari perangkat IT sehingga pemanfaatan IT akan maksimal. Termasuk ketika memperlihatkan kiprah yang harus mengakses internet, misalnya, akan lebih gampang dilakukan. Akan tetapi untuk kasus sekolah-sekolah yang ada di kepulauan, misalnya, yang listrik saja harus hidup di malam hari, tidak terjangkau provider sehingga internet tidak bisa diakses, maka pemanfaatan IT akan kurang maksimal walaupun di sekolah itu mempunyai sarana komputer lengkap.
Jadi sangat terang bahwa lingkungan sebagai proses motivasi sosial yang memegang peranan dalam merangsang setiap individu untuk mencapai prestasi sosial sebagaimana proses-proses motivasi akademik akan mensugesti prestasi akademik. Bila lingkungan tidak mendukung, maka akan sangat sulit bagi siswa untuk mencapai kesuksesan.
C.  Pendidikan Berbasis Masyarakat
1.        Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat
Secara konseptual, pendidikan berbasis masyarakat yaitu model penyelenggaraan pendidikan yang bertumpu pada prinsip demokrasi “dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat”. Pendidikan dari masyarakat artinya pendidikan memperlihatkan tanggapan atas kebutuhan masyarakat. Pendidikan oleh masyarakat artinya masyarakat ditempatkan sebagai subjek/pelaku pendidikan, bukan objek pendidikan. Pada konteks ini, masyarakat dituntut kiprah dan partisipasi aktifnya dalam setiap jadwal pendidikan. Sedangkan pengertian pendidikan untuk masyarakat artinya masyarakat diikutsertakan dalam semua jadwal yang dirancang untuk menjawab kebutuhan mereka. Secara singkat dikatakan, masyarakat perlu diberdayakan, diberi peluang dan kebebasan untuk mendesain, merencanakan, membiayai, mengelola dan menilai sendiri apa yang diharapkan secara spesifik didalam, untuk dan oleh masyarakat sendiri.
Menurut Michael W. Galbraith (Di unduh dari https://mataseluruhdunia1010.blogspot.com//search?q=desain-pembelajaran-berbasis-masyarakat. Pada tanggal 18 Desember 2012), community-based education could be defined as an seducational process by which individuals (in this case adults) become more competent in their skills, attitudes, and concepts of their communities through democratic participation. Artinya, pendidikan berbasis masyarakat sanggup diartikan sebagai proses pendidikan dimana individu atau orang cukup umur menjadi lebih berkompeten menangani keterampilan, sikap dan konsep mereka dalam hidup didalam dan mengontrol aspek-aspek lokal dari masyarakatnya melalui partisipasi demokratis.
Pendidikan berbasis masyarakat biasanya mengarah pada isu-isu masyarakat yang khusus ibarat training kerja, konsumerisme, perhatian terhadap lingkungan, pendidikan dasar, budaya dan sejarah etnis, kebijakan pemerintah, pendidikan politik dan kewarganegaraan, pendidikan keagamaan, penanganan kasus kesehatan. Sementara forum yang memperlihatkan pendidikan kemasyarakatan bisa dari kalangan bisnis dan industri, lembaga-lembaga berbasis masyarakat, perhimpunan petani, organisasi kesehatan, organisasi pelayanan kemanusiaan, organisasi buruh, perpustakaan, museum, organisasi persaudaraan sosial, lembaga-lembaga keagamaan, dan lain-lain. Jadi munculnya pendidikan berbasis kompetensi didorong oleh kebutuhan mencar ilmu keterampilan-keterampilan dan pengetahuan gres dalam rangka mengatasi banyak sekali kasus sosial yang ada.
Pendapat lebih luas ihwal pendidikan berbasis masyarakat dikemukakan oleh Mark K. Smith sebagai berikut :
……. as a process designed to enrich the lives of individuals and groups by engaging with people living within a geographical area, or sharing a common interest, to develop voluntarily a range of learning, action, and reflection opportunities, determined by their personal, sosial, economic and political need.
Artinya : pendidikan berbasis masyarakat yaitu sebuah proses yang didesain untuk memperkaya kehidupan individual dan kelompok dengan mengikutsertakan orang-orang dalam wilayah geografi, atau banyak sekali mengenai kepentingan umum, untuk mengembangkan dengan sukarela tempat pembelajaran, tindakan, dan kesempatan refleksi yang ditentukan oleh pribadi, sosial, ekonomi dan kebutuhan politik mereka.
Dari sini sanggup ditarik sebuah pemahaman bahwa pendidikan dianggap berbasis masyarakat kalau tanggung jawab perencanaan hingga pelaksanaan berada ditangan masyarakat. Jika masyarakat mempunyai otoritas dalam mengambil keputusan dan memilih tujuan pendidikan, sasaran, pembiayaan, kurikulum, standar dan ujian, kualifikasi guru, persyaratan siswa, tempat penyelenggara dan lain-lain berarti jadwal pendidikan tersebut berbasis masyarakat. Sebaliknya, kalau semuanya ditentukan oleh pemerintah, maka disebut pendidikan berbasis pemerintah (state-based education). Atau, kalau semuanya ditentukan oleh sekolah, maka disebut pendidikan berbasis sekolah (school-based education).
Atas dasar itu, secara prinsip pendidikan berbasis masyarakat yaitu pendidikan yang dirancang, diatur, dilaksanakan, dinilai dan dikembangkan oleh masyarakat yang mengarah pada perjuangan untuk menjawab tantangan dan peluang yang ada dengan berorientasi pada masa depan serta memanfaatkan kemajuan teknologi. Jenis pendidikan yang dikembangkan atas inisiatif warga masyarakat untuk menjawab problema hidupnya, dikelola secara berdikari dengan memanfaatkan akomodasi yang dimiliki masyarakat dengan memanfaatkan akomodasi yang dimiliki masyarakat serta menekankan pentingnya partisipasi setiap warga pada setiap acara belajar. Oleh lantaran itu, pendidikan berbasis masyarakat intinya dirancang oleh masyarakat untuk membelajarkan mereka sendiri sehingga lebih berdaya, dalam arti mempunyai kekuatan untuk membangun dirinya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya.
Model pendidikan berbasis masyarakat untuk konteks kita, semakin diakui keberadaannya pasca pemberlakuan UU No. 20 tahun 2003 ihwal Sisdiknas. Keberadaan forum ini diatur pada pasal 26 ayat (1-7). Hanya saja UU ini tidak memakai istilah pendidikan berbasis masyarakat, tapi memakai istilah pendidikan non-formal. Lebih lanjut disebutkan, pendidikan non formal diselenggarakan oleh warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan dan berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pemanis pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan pemfokusan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian fungsional. Pendidikan non-formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan keaksaraan, forum kursus, forum pelatihan, kelompok belajar, sentra acara masyarakat, satuan pendidikan yang sejenis, pendidikan keterampilan dan training kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Dengan berpijak pada UU Sisdiknas itu, pendidikan berbasis masyarakat pada konteks kita menunjuk pada pengertian yang bervatiaf, antara lain mencakup: (a) pendidikan luar sekolah yang diberikan oleh organisasi akar rumput (grassroot organization) ibarat pesantren dan LSM; (b) pendidikan yang diberikan oleh sekolah swasta atau yayasan; (c) pendidikan dan training yang diberikan oleh sentra training milik swasta; (d) pendidikan luar sekolah yang disediakan oleh pemerintah; (e) sentra acara mencar ilmu masyarakat; dan (f) pengambilan keputusan yang berbasis masyarakat.
Dengan demikian, pendidikan berbasis masyarakat merupakan sebuah proses dan program. Secara esensial, pendidikan berbasis masyarakat yaitu munculnya kesadaran ihwal bagaimana hubungan-hubungan sosial bisa membantu pengembangan interaksi sosial yang membangkitkan concern terhadap pembelajaran, sosial, politik lingkungan, ekonomi dan faktor-faktor lain. Sementara pendidikan berbasis masyarakat sebagai jadwal harus berlandaskan pada keyakinan dasar bahwa partisipasi aktif dari warga masyarakat yaitu hal yang pokok.
2.        Perspektif Desain Kurikulum Yang Berorientasi Pada Masyarakat
Ada 3 perspektif desain kurikulum yang berorientasi pada kehidupan masyarakat:
a.    Perspektive status Quo (the status quo perspective), kurikulum merupakan perencanaan untuk memperlihatkan pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik sebagai persiapan menjadi orang cukup umur yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat.
b.    Perspektive reformis (the reformist perspective), Kurikulum dikembangkan untuk lebih meningkatkan kualitas masyarakat itu sendiri, Kurikulum reformis menghendaki kiprah serta masyarakat secara total dalam proses pendidikan, Harus berperan untuk mengubah tatanan social masyarakat, Menurut pandangan reformis, dalam proses pembangunan pendidika sering dipakai untuk menindas masyarakat miskin untuk kepentingan elit, Pendidikan harus bisa mengubah keadaan masyarakat itu, baik pendidikan formal maupun non formal harus mengabdikan diri demi tercapainya orde social baru. (Tokoh yang mempelopori yaitu Paulo freire dan ivan illich).
c.    Perspektive masa depan (the futulist perspective), merupakan Menekankan kepada proses mengembangkan kekerabatan antara kurikulum dan kehidupan social, politik, ekonomi masyarakat. Menurut Harold Rug (1920-1930) siswa harus memahami banyak sekali macam kasus dimasyarakat. Tujuan kurikulum dalam perspektif ini mempertemukan siswa dengan kasus masalah yang dihadapi umat manusia.
3.        Prinsip-Prinsip Pendidikan Berbasis Masyarakat
Secara lebih luas Michael W. Galbraith menjelaskan bahwa pendidikan berbasis masyarakat mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut :
a.    Self determination (menentukan sendiri)
Semua anggota masyarakat mempunyai hak dan tanggungjawab untuk terlibat dalam memilih kebutuhan masyarakat dan mengidentifikasi sumber-sumber masyarakat yang bisa dipakai untuk merumuskan kebutuhan tersebut.
b.    Self help (menolong diri sendiri)
Anggota masyarakat dilayani dengan baik ketika kemampuan mereka untuk menolong diri mereka sendiri telah didorong dan dikembangkan. Mereka menjadi cuilan dari solusi dan membangujn kemandirian lebih baik bukan tergantung lantaran mereka beranggapan bahwa tanggung jawab yaitu untuk kesejahteraan mereka sendiri.
c.    Leadership development (pengembangan kepemimpinan)
Para pemimpin lokal harus dilatih dalam banyak sekali keterampilan untuk memecahkan masalah, membuat keputusan dan proses kelompok sebagai cara untuk menolong diri mereka sendiri secara terus menerus dan sebagai upaya mengembangkan masyarakat.
d.   Localization (lokasi)
Potensi terbesar untuk tingkat partisipasi masyarakat tinggi terjadi ketika masyarakat diberi kesempatan dalam pelayanan, jadwal dan kesempatan terlibat bersahabat dengan kehidupan tempat masyarakat hidup.
e.    Integrated delivery of service (keterpaduan pemberian pelayanan);
     Adanya kekerabatan antara gengsi diantara masyarakat dan agen-agen yang menjalankan pelayanan publik dalam memenuhi tujuan dan pelayanan publik yang lebih baik.
f.     Reduce duplication of service (mengurangi dupliksi pelayanan)
Masyarakat seharusnya memanfaatkan secara penuh sumber-sumber fisik, keuangan dan sumber daya insan dalam lokalitas mereka dan mengkoordinir perjuangan mereka tanpa duplikasi pelayanan.
g.    Accept diversity (menerima perbedaan)
Menghindari pemisahan masyarakat berdasarkan usia, pendapatan, kelas sosial, jenis kelamin, ras, etnis, agama atau keadaan yang menghalangi pengembangan masyarakat seluas mungkin dituntut dalam pengembangan, perencanaan dan pelaksanaan program, pelayanan dan aktifitas-aktifitas kemasyarakatan.
h.    Institutional responsiveness (tanggungjawab kelembagaan)
Pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat yang berubah secara terus menerus yaitu sebuah kewajiban dari forum publik semenjak mereka terbentuk untuk melayani masyarakat.
i.      Lifelong learning (pembelajaran seumur hidup).
Kesempatan pembelajaran formal dan informasi harus tersedia bagi anggota masyarakat untuk semua umur dalam banyak sekali jenis latar belakang masyarakat.
4.        Syarat-Syarat Pendidikan Berbasis Masyarakat
Untuk melaksanakan paradigma pendidikan berbasis masyarakat, setidak-tidaknya mempersyaratkan lima hal, diantaranya yaitu sebagai berikut :
a.    Teknologi yang dipakai hendaknya sesuai dengan kondisi dan situasi aktual yang ada dimasyarakat. Teknologi yang canggih yang diperkenalkan dan adakalanya dipaksakan sering berkembang menjadi pengarbitan masyarakat yang jadinya tidak dipakai alasannya yaitu kehadiran teknologi ini bukan lantaran dibutuhkan, melainkan lantaran dipaksakan. Hal ini membuat masyarakat menjadi rapuh;
b.    Ada forum atau wadah yang statusnya terang dimiliki atau dipinjam, dikelola, dan dikembangkan oleh masyarakat. Disini dituntut adanya partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pengadaan, penggunaan, dan pemeliharaan pendidikan luar sekolah;
c.    Program mencar ilmu yang akan dilakukan harus bernilai sosial atau harus bermakna bagi kehidupan peserta didik atau warga belajar. Oleh lantaran itu, perancangannya harus didasarkan pada potensi lingkungan dan berorientasi pasar, bukan berorientasi akademik semata;
d.   Program mencar ilmu harus menjadi milik masyarakat, bukan milik instansi pemerintah. Hal ini perlu ditekankan lantaran bercermin pada pengalaman selama ini bahwa forum pendidikan yang dimiliki oleh instansi pemerintah terbukti belum bisa membangkitka partisipasi masyarakat. Yang terjadi hanya pemaksaan program, lantaran semua jadwal pendidikan dirancang oleh instansi yang bersangkutan; dan
e.    Aparat pendidikan luar sekolah tidak menangani sendiri programnya, namun bermitra dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan. Organisasi-organisasi kemasyarakatan ini yang menjadi pelaksana dan kawan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mencar ilmu mereka dan dalam bekerjasama dengan sumber-sumber pendukung program.
5.        Pendidikan Dan Masyarakat
Ada tiga sifat penting pendidikan. Pertama, pendidikan mengandung nilai dan memperlihatkan pertimbangan nilai. Hal itu disebabkan lantaran pendidikan diarahkan pada pengembangan pribadi anak biar sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan diharapkan masyarakat. Karena tujuan pendidikan mengandung nilai, maka isi pendidikan harus memuat nilai. Proses pendidikannya juga harus bersifat membina dan mengembangkan nilai. Kedua, pendidikan diarahkan pada kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi lebih pada menyiapkan anak untuk kehidupan pada masyarakat.generasi muda perlu mengenal dan memahami apa yang ada dalam masyarakat, mempunyai kecakapan-kecakapan untuk sanggup berpartisipasi dalam masyarakat, baik sebagai warga maupun sebagai karyawan. Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan berlangsung. Kehidupan masyarakat besar lengan berkuasa terhadap proses pendidikan, lantaran pendidikan sangat menempel dengan kehidupan masyarakat. Pelaksanaan pendidikan membutuhkan dukungan dari lingkungan masyarakat, penyediaan fasilitas, personalia, system social, budaya, politik, keamanan, dan lain-lain.
6.        Bagaimana Kurikulum, Masyarakat Dan Sekolah Masyarakat
a.    Kurikulum dan Masyarakat
Kurikulum sekolah banyak ditentukan oleh tanggapan orang ihwal apakah bekerjsama fungsi sekolah bagi masyarakat. Pada satu pihak kita lihat sekolah sebagai forum yang harus mengawetkan kebudayaan. Apakah kebudayaan usang masih sesuai dengan keadaan sekarang? Apakah kebudayaan itu tidak sanggup menghalangi kemajuan dan perkembangan rasa nasional yang kuat?. Akan tetapi, dilain pihak ada anggapan bahwa fungsi sekolah yaitu memajukan masyarakat dan bertindak sebagai “agent of change”. Banyak yang pernah diharapkan dari sekolah. Ada masanya dengan pengajaran sanggup dilenyapkan kemiskinan, kemelaratan, kejahatan dan macam-macam penyakit masyarakat lainnya.
Mengembangkan masyarakat hanya mungkin dengan mengembangkan individu. Demikian pula perkembangan dan kemajuan individu juga berarti kemajuan bagi masyarakat. Maka dalam pembinaan kurikulum tak mungkin kebutuhan individu dipisahkan dari kebutuhan masyarakat.
b.    Sekolah Masyarakat
Ciri-ciri sekolah masyarakat*, Menurut Olsen ciri-ciri Community School yaitu sebagai berikut:
1)   Sekolah itu memperbaiki mutu kehidupan setempat pada ketika kini ini. Berkat sekolah maka orang dalam masyarakat menjadi insan yang lebih baik, jasmaniah, emosional, sosial dan material. Hubungan antar suku bertambah erat, penyakit menular berkurang dengan adanya perjuangan sekolah kearah itu. Sekolah ini mendidik anak menjadi insan yang lebih baik dalam dunia yang lebih baik.
2)   Sekolah itu memakai masyarakat sebagai laboratorium tempat belajar. Belajar tidak hanya terbatas antara empat dinding kelas. Kalau kita ingin memupuk pengertian, minat dan keterampilan yang penting guna perbaikan kehidupan masyarakat, tak sanggup tiada bawah umur harus diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk mempelajari masyarakat berkat pengalaman langsung. Buku-buku bacaan memang penting, namun dianggap tidak memadai, sekolah membuka pintu untuk mengadakan kekerabatan timbal balik dengan masyarakat.
3)   Gedung sekolah itu menjadi sentra acara masyarakat. Gedung sekolah sanggup dipakai untuk pertemuan dan rapat-rapat, untuk perayaan-perayaan dilingkungan itu. Pemberantasan buta huruf, kursus-kursus bagi wanita, pertandingan, perlombaan dilakukan disekolah, lantaran sekolah itu kepunyaan bersama seluruh masyarakat.
4)   Sekolah itu mendasarkan kurikulum pada proses-proses dan problema-problema kehidupan dalam masyarakat. Inti kurikulum terdiri atas kebutuhan insan dalam masyarakat kini dan masa depan. Dengan jalan ini terdapat kekerabatan erat antara pelajaran disekolah dengan tuntutan-tuntutan kehidupan masyarakat yang mengandung arti bagi murid dank arena itu lebih merangsang acara anak untuk belajar.
5)   Sekolah itu mengikutsertakan orang renta dalam urusan-urusan sekolah. Sekolah bukan hanya urusan guru, tetapi juga termasuk tanggungjawab seluruh masyarakat. Mengenai hal-hal tertentu sering diadakan negosiasi antara guru dengan orang renta dan tokoh-tokoh masyarakat guna perbaikan sekolah.
6)   Sekolah itu turut mengkordinasikan masyarakat. Untuk memperbaiki taraf kehidupan dalam suatu masyarakat segala forum dan badan-badan dalam masyarakat harus bekerjasama, ibarat dalam hal pemeliharaan kebersihan, keamanan, dan lain-lain. Dalam hal ini sekolah sanggup menjalankan peranannya yang penting dengan bekerjasama semua tenaga yang ada didalamnya.
7)   Sekolah itu melaksanakan dan membuatkan filsafat negara dalam segala kekerabatan antar manusia. Sekolah berperan tidak hanya sebagai wadah member klarifikasi ihwal filsafat negara, tetapi terlebih untuk sanggup dipraktekan dalam kehidupan dan hubungannya dengan masyarakat.
7.        Masyarakat Sebagai Sumber Belajar
Pengajaran mencapai hasil sebaik-baiknya, apabila didasarkan atas interaksi antara siswa dengan sekitarnya. Apa yang dipelajari anak hendaknya hal-hal yang juga terdapat dalam masyarakat dan lantaran itu berkhasiat bagi hidup anak sehari-hari. Karena itu sesungguhnya kurikulum tidak sanggup lepas dari masyarakat. Untuk memilih kurikulum sendiri dengan menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat, maka perlu adanya penyelidikan sebelumnya, antara lain :
a.    Keadaan fisis lingkungan, yang mensugesti corak kehidupan dan kebudayaan masyarakat itu, yaitu: Iklim suatu daerah, Luas daerah, Topografi daerah, Keadaan tanah dan Kekayaan alam.
b.    Penduduk, diantaranya tentang : jumlah yang menghuninya, tingkat pendidikan dan susunan penduduknya.
c.    Organisasi-organisasi masyarakat.
Cara-cara memakai masyarakat dalam pelajaran.
a.    Karyawisata atau field trip
Siswa sanggup dibawa ke luar kelas untuk mempelajari banyak sekali hal. Pelaksanaan karyawisata turut serta menimbulkan masyarakat suatu laboratorium tempat bawah umur menagdakan penyelidikan dan belajar.
b.    Menggunakan orang sebagai sumber
Dalam tiap masyarakat betapapun kecilnya, niscaya terdapat orang-orang yang mempunyai keahlian, pengalaman, keacakapan atau pengetahuan tertentu, sehingga hal ini sanggup diundang disekolah untuk memperlihatkan keterangan-keterangan mengenai suatu pokok yang ada hubungannya dengan pelajaran peserta didik, baik melalui seminar-seminar, lokakarya, symposium, pelatihan-pelatihan, dan lain-lain.
c.    Pengabdian masyarakat
Dari murid diharapkan, biar mereka tidak hanya memperhatikan dan mempelajari apa yang ada dan yang terjadi dalam masyarakat. Akan tetapi dalam pelbagai hal mereka harus turut serta dalam usaha-usaha perbaikan masyarakat sehingga bawah umur mendapat pengertian yang lebih mendalam ihwal keadaan masyarakat itu.
d.    Pengalaman kerja dalam masyarakat
Cara lain untuk memanfaatkan masyarakat untuk kepentingan pendidikan para perjaka yaitu memberi kepada mereka pengalaman-pengalaman bekerja disamping pelajaran disekolah. Tujuannya yaitu menambah pengertian mereka ihwal pekerjaan dan memupuk sikap yang sehat terhadap dunia pekerjaan. Dan hendaknya yang dipelajari sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
Cara memanfaatkan masyarakat.
a.    Guru gotong royong berusaha menyelidiki masyarakat itu dan mengumpulkan hal-hal yang kiranya sanggup memperkaya kurikulum sekolah itu.
b.    Kepada orang renta murid dan kepada orang-orang lain sanggup dikirimkan daftar pertanyaan dalam bidang manakah mereka sanggup bertindak sebagai sumber atau mempunyai barang-barang atau alat-alat yang kiranya sanggup dipergunakan untuk pendidikan anak didik.
c.    Dapat juga dikirimkan daftar pertanyaan kepada perusahaan-perusahaan, apakah mereka bersedia mendapatkan siswa berkunjung kesana dengan tujuan pendidikan.
Untuk berperan sebagai kekuatan pendidikan nasional, sekaligus untuk memperlihatkan sumbangan sebesar-besarnya kepada masyarakat, maka PBM harus bercirikan :
a.     Pola pengembangan yang melibatkan seluruh potensi di dalam masyarakat untuk turut bertanggungjawab mengenai mutu pendidikan setempat khususnya, mutu pendidikan nasional pada umumnya.
b.    Pola swadaya yang mengutamakan, pengelolaan sendiri pendidikan di dalam konteks masyarakat, meliputi antara lain :
1)   Penentuan prioritas jadwal pendidikan yang khas.
2)   Penyediaan dana operasional dan infrastrutur.
3)   Pengadaan tenaga-tenaga yang kompeten.
4)   Pelaksanaan dan pemantauan secara menyeluruh.
5)   Penilaian dan peningkatan efisiensi dan efektifitas.




BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan   
·           Esensi dan ekstensi administrasi kelas dalam memanfaatkan proses pembelajaran yang aman tidak lagi didudukkan pada posisi sekunder, melainkan menjadi pemeran utama. Pemikiran ini menuntut adanya cara dan metode gres bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif dan inovatif.
·           Teknologi dalam pendidikan yaitu salah satu aspek yang sangat penting dari teknologi pendidikan lantaran sangat memungkinkan untuk meningkatkan efisiensi atau kualisas belajar. Perkembangan teknologi komputer ketika ini telah membentuk suatu jaringan (network) yang sanggup memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan sumber mencar ilmu secara luas. Jaringan komputer berupa internet dan web telah membuka jalan masuk bagi setiap orang untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan terkini dalam bidang akademik tertentu. Diskusi dan interaksi keilmuan sanggup terselenggara melalui tersedianya akomodasi internet dan web di sekolah.
·           Secara konseptual, pendidikan berbasis masyarakat yaitu model penyelenggaraan pendidikan yang bertumpu pada prinsip demokrasi “dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat”. Pendidikan dari masyarakat artinya pendidikan memperlihatkan tanggapan atas kebutuhan masyarakat. Pendidikan oleh masyarakat artinya masyarakat ditempatkan sebagai subjek/pelaku pendidikan, bukan objek pendidikan. Pada konteks ini, masyarakat dituntut kiprah dan partisipasi aktifnya dalam setiap jadwal pendidikan. Sedangkan pengertian pendidikan untuk masyarakat artinya masyarakat diikutsertakan dalam semua jadwal yang dirancang untuk menjawab kebutuhan mereka. Secara singkat dikatakan, masyarakat perlu diberdayakan, diberi peluang dan kebebasan untuk mendesain, merencanakan, membiayai, mengelola dan menilai sendiri apa yang diharapkan secara spesifik didalam, untuk dan oleh masyarakat sendiri.

B.       Saran
·           Pemikiran-pemikiran gres yang sudah ada sebaiknya segera direalisasikan, biar tercipta administrasi kelas yang sesuai dengan perkembangan zaman.
·           Pembelajaran berbasis IT yang diterapkan di SD sebaiknya juga memperhatikan perkembangan anak, dan kompetensi guru dalam teknologi.
·           Pendidikan berbasis masyarakat sangatlah baik untuk perkembangan sekolah maupun masyarakat, jadi sebaiknya setiap sekolah mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat yang sesuai dengan potensi masyarakat setempat.

Buat lebih berguna, kongsi: