Sejarah Perkembangan Ilmu Ulumul Qur'an



Sejarah Perkembangan Ilmu Ulumul Qur'an
Adanya golongan yang bersifat radikal akhir-akhir ini tidak lepas dari penafsiran mereka perihal Al-Qur’an. Mereka yang toleranpun tidak lepas dari interpretasi mereka akan ayat-ayat Al-Qur’an. Dari sini sanggup diketahui bahwa sebuah penafsiran itu sangat besar lengan berkuasa pada implementasi keagamaan seseorang. Untuk mengawal berjalannya penafsiran agama sesuai dengan yang dikehendaki oleh syari’at (maqosidus syari’ah), Maka disinilah tampak akan urgensinya sebuah Ulumul Qur’an. Ulummul Qur’an sangat diharapkan untuk mencaopai penafsiran yang sejalan dengan maqosidus syari’ahnya.

Keutamaan Ulumul Qur’an


Tidak dipungkiri lagi bahwa Al-Qur’an ialah sumber dari segala ilmu. Banyak teori-teori yang ditemukan belakang ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an yang sudah turun ribuan tahun sebelumnya.Teori yang diungkapakan Harun Yahya mengenai terbentuknya Bumi yang tidak tercipta secara kebetulan, melainkan sudah diatur sedemikian rupa secara implisit itu sudah ada dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 10-11.

 Adanya golongan yang bersifat radikal selesai Sejarah Perkembangan Ilmu Ulumul Qur'an
Dan untuk menggali nilai-nilai dan khazanah keilmuan yang ada dalam Al-Qur’an, Kita membutuhkan ilmu-ilmuyang berhubunngan dengannya. Dari sinilah tampak keutamaan Ulumul Qur’an dibanding dengan ilmu-ilmu yang lain.

Kemunculan istilah 'Ulumul Qur'an

a. Pendapat Asy-Suyuthi dalam pengantar kitab Al-Itqan : Ulum Al-qur'an muncul pada era VI H. oleh Abu Al-Farj bin Al-Jauzi.
b. Pendapat Az-Zarqani: Ulumul Qur'an muncul pada awal era V H. melalui tangan Al-Hufi (w. 430 H.) dalam karyanya yang berjudul Al-Burhan fi Ulumul Qur'an.[1]
c. Pendapat Abu Syahbah: istilah Ulumul Qur'an muncul dengan ditulisnya kitab Al-Mabani fi Nazhm Al-Ma'ani yang ditulis tahun 425 H. (abad V H.)
d. Pendapat Subhi Ash-Shalih: Istilah Ulumul Qur'an sudah muncul sejak era III H., yaitu dikala Ibn Al-Mazuban menulis kitab yang berjudul Al-Hawi fi Ulumul Qur'an.[2]


Perkembangan Ulumul Qur'an dalam Islam

Masa Sebelum Kodifikasi 

Pada masa ini bekerjsama sudah timbul benih kemunculan Ulumul Qur'an yang dirasakan sejak Nabi masih ada. Hal ini ditandai dengan gairah semangat yang terpancar dari sahabat dalam mempelajari sekaligus mengamalkan Al-Qur'an dengan memahami ayat-ayat yang terkandung di dalamnya.

Perkembangan Al-qur'an pada massa ini hanya sebatas dari ekspresi ke mulut, belum ada pembukuan teks Al-Qur'an sebab ditakutkan tercampurnya Al-Qur'an dengan sesuatu selain Al-Qur'an. Di samping itu Rosulullah saw juga merekomendasikan untuk tidak menulis Al-Qur'an . dalam hadisnya dia menyampaikan :

“Janganlah Kalian menulisakan (sesuatu) dariku. Dan barang siapa menuliskan selain Al-Qur'an, maka hendaklah ia menghapuskannya . Dan ceritakanlah (sesuatu yang berasal) dariku,tak ada dosa. Namun barangsiapa mendustakanku secara sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan kawasan duduknya di neraka.[3]

Baca Juga:

  1. Ruang Lingkup Ilmu Ulumul Qur'an
  2. Kaidah Penafsiran al-Qur'an
  3. Pengaruh Ulumul Qur'an dalam Penafsiran

Masa Persiapan Kodifikasi Ulumul Qur'an


Pada masa kholifah Usman bin Affan islam telah tersebar luas. Orang-orang arab yang turut serta dalam perluasan wilayah berasimilasi dengan bangsa-bangsa yang tidak mengenal bahasa arab. Sehingga dikhawatirkan Arabisitas bangsa itu akan lebur dan Qur'an itu akan menjadi kabur bagi kaum muslimin jikalau ia tidak di himpun dalam sebuah mushaf sehingga menyebabkan kerusakan yang besar di dunia ini akhir salah dari penginterpretasian dalam pemaknaan Al-Qur'an. Oleh sebab itu, dia memerintahkan supaya Al-Qur'an di himpun dalam satu mushaf. Mushaf inilah yang kemudian disebut dengan Mushaf Ustmani.[4]

Pada masa Ali ra. terjadi banyak penyimpangan dalam membaca bahasa arab sehingga dia khawatir akan kekeliruan dalam membaca terlebih memahami Al-Qur'an. Beliau memerintahkan Abu Aswad Ad-da'uliy untuk menyusun suatu metode demi menjaga ketatabahasaan Al-Qur'an. Maka lahirlah ilmu nahwu dan I'robul Qur'an.[5]

Kemudian pada masa bani Umayyah, para pemuka sahabat dan tabi'in mengarahkan perhatian mereka kepada penyebaran ilmu-ilmu al-qur'an tetapi ini hanya sebatas periwayatan dan penerimaan. Makara Ilmu-ilmu yang telah ada belum sempat terkodifikasi.

Masa Kodifikasi ULumul Qur'an

Pada masa pengkodifikasian banyak bermunculan kitab-kitab dan ilmu-ilmu gres mengenai Al-Qur'an meskipun pada awalnya ilmu yang dipioritaskan hanyalah Ilmu Tafsir. Pada era III H. muncul ilmu Asbabun Nuzul yang disusun oleh Ali bin Al-Madiniy, Ilmu Nasikh wal mansukh, Ilmu Qira'at, dan Ilmu Makki Madani.

Pada era IV H. muncul Ilmu Gharib al-Qur'an yang disusun Abu Bakar As-Sijistani. begitulah seterusnya sampai era ke XIV H.

[1]TM.Hasbi Ash-Shididdieqy,Ilmu-ilmu Al-Qur'an.(Semarang :Pustaka Rizki Putra,2009). Hal.3
[2]op.cit. Hlm.26
[3]Al-Zarqoni, M. Abdul Adzim, manahil al-’urfan fi ulum al-qur’an, (Jakarta : Gaya Media Utama)2001. Hal.22
[4]ibid.Hal.23
[5]ibid 

Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: