Inilah Macam-Macam Serta Kedudukan Fawatihus Suwar Berdasarkan Beberapa Ulama

Al-Qur'an sebagai kalam Allah, semenjak awal diturunkannya hingga sekarang dan akan datang, senantiasa menarik untuk dikaji secara cermat, menyangkut segala aspek yang berafiliasi dengannya. Al-Qur'an sebagai materi kajian ilmu pengetahuan, konsep ajarannya senantiasa menghasilkan keragaman pendapat di kalangan ulama dan memberi interpretasi. Demikian halnya pendapat yang bermunculan di kalangan orientalis. Keragaman pendapat tersebut dikarenakan adanya perbedaan kadar keilmuan, metode pendekatan yang digunakan serta motivasi seseorang dalam mengemukakan suatu pendapat. 

Al-Qur'an sebagai sumber ilmu pengetahuan, dalam perkembangannya telah melahirkan atau memunculkan banyak sekali macam disiplin ilmu spesifik, sehingga memudahkan bagi umat Islam dalam memahami Al-Qur'an secara utuh dan komprehensif. Spesifikasi yang penulis maksudkan antara lain munculnya disiplin ilmu ‘Ulum Al-Qur'an, yang didalam ruang lingkup pembahasannya meliputi banyak sekali kajian, menyerupai : nuzul Al-Qur'an, jam Al-Qur'an wa kitabatuh, munasabah, al-muhkam wa al-mutasyabih, i'jaz Al-Qur'an, qashash Al-Qur'an, al-Makky wa al-Madaniy, tartib al-ayat wa fawatih al suwar dan masih banyak lagi kajian pembahasan yang berafiliasi dengan ‘Ulum Al-Qur'an.

Ayat-Ayat Fawathus Suwar (Foto: Solitudesolitaire.wordpress.com)
Penulisan yang menguraikan salah satu aspek ‘Ulum Al-Qur'an yaitu tartib al-ayat wa fawatih al-suwar, suatu obyek pembahasan yang sangat penting sebagaimana pembahasan ‘Ulum Al-Qur'an lainnya. Permasalahan tartib al-ayat wa fawatih al suwar bahwasanya telah muncul semenjak Nabi Muhammad saw. meninggal hingga ketika ini dan telah mengakibatkan perbedaan pendapat, di samping itu juga banyak mendapatkan sorotan dan kritikan dari kalangan orientalis perihal sistematika penyusunan ayat dan surat dalam Al-Qur'an.

Tujuan dan Kegunaan Pembahasan 

Pembahasan makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan salah satu pengetahuan ‘Ulum Al-Qur'an yakni Tartib al-ayat wa Fawatih al-Suwar. Kegunaannya yakni untuk memudahkan para muafassir atau siapa saja yang mengkaji Al-Qur'an dalam memahami makna gaya bahasa dan susunan kalimat dari kandungan ayat maupun surah dalam Al-Qur'an secara menyeluruh dan komprehensif.

Mengetahui sistematika susunan ayat dan surah dalam Al-Qur'an dan upaya menemukan tanggapan ilmiah terhadap kritikan para orientalis terhadap susunan Al-Qur'an.

Pengertian Fawatih As-Suwar

Tartib al-ayat terdiri dari dua kata, tartib secara etimologi berasal dari kata : ﺭﺘﺐ - ﻳﺭﺘﺐ - ﺘﺭﺘﻳﺑﺎ yang berarti susunan, kata al-ayat secara etimologi mempunyai beberapa pengertian antara lain bermakna tanda atau alamat. Pengertian yang dikemukakan oleh para ulama bahwa ayat yakni sejumlah kalam Allah yang terdapat dalam sebuah surah dari Al-Qur'an, dengan demikian tartib al-ayat secara terminologi berarti ilmu yang membahas perihal urutan susunan Al-Qur'an baik surah maupun ayatnya dimana sistematikanya tidak menurut kronologi turunnya. 

Fawatih al-Suwar dengan terdiri dari dua kata yang masing-masing berasal dari jama’ taksir, ﻔﻮﺍﺘح berasal dari kata ﻔﺎﺘﺣﺔ sedangkan ﺍﻠﺴﻮﺭ berasal dari kata ﺴﻮﺭﺓ . Menurut bahasa ﻔﺎﺘح berarti pembukaan, keutamaan dan kemuliaan. Secara etimologi ﺴﻮﺭﺓ yakni sebagai sesuatu yang mengandung arti al-manzilah (tempat atau kedudukan). Hal ini sanggup ditemukan dalam Al-Qur'an bahwa surah-surahnya itu terletak pada tempatnya masing-masing, yakni kawasan satu surah dengan yang lainnya terdapat pemisah. 

Kata surah juga berarti pagar dengan alasan bahwa ia terambil dari kata ﺴﻮﺭ yang berarti pagar. Fungsi pagar sebagimana lazimnya yakni memelihara dan melindungi segala sesuatu yang terdapat di dalamnya. Surah-surah yang berarti pagar, semuanya memang berfungsi membentengi Nabi Muhammad saw. yang bertugas memberikan Al-Qur'an. Surah dalam pengertian terminologi yakni sekumpulan ayat-ayat Al-Qur'an yang mempunyai permulaan dan akhiran. 

Berdasarkan pengertian tersebut, maka sanggup dipahami bahwa fawatih al-suwar yakni pembukaan atau awalan dari surah-surah Al-Qur'an. Kitab suci Al-Qur'an terdiri dari 114 surah mempunyai bentuk-bentuk tersendiri pada ayat permulaannya. 

Tartib al-Ayat wa Fawatih al-Suwar dalam Pandangan Ulama 

Jumhur ulama beropini bahwa tertib atau urutan ayat-ayat Al-Qur'an yakni tauqifi. Penulis wahyu Al-Qur'an menulis ayat menurut pimpinan dan petunjuk Rasulullah saw. Hal ini juga telah diungkapkan oleh Iman Al-Suyuti dalam kitabnya al-Itqan fi Ulum Al-Qur'an sebagai berikut :

ﺬﻟﻚ ﻔﻰ ﻻﺸﺑﻬﺔ ﻗﻴﻔﻰ ﺘﻮ ﺍﻵﻴﺎﺖ ﺘﺭﺘﻴﺐ ﺃﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﺪﻓﺔ ﺍﻠﻣﺘﺭ ﻮﺍﻠﻨﺼﻮﺺ ﺍﻹﺠﻣﺎﻉ 

“Para ulama telah bersepakat bahwa tertib ayat-ayat Al-Qur'an diperoleh atas dasar tauqifi dari Rasulullah saw.”

Ulama berbeda dalam hal tertib surah-surah dalam Al-Qur'an, ada tiga versi pendapat: Pertama, menyampaikan bahwa tertib surah-surah itu menurut ijtihad sahabat, sebelum mushaf Usmani tersusun, di kalangan sobat terjadi perbedaan tertib surah dalam mushaf mereka. Kedua, bahwa tertib surah itu keseluruhannya merupakan tauqifi, dengan alasan bahwa meskipun para sobat mempunyai mushaf yang berbeda tetapi secara konsensus mendapatkan mushaf Usmani, hal ini dikuatkan oleh pendapat al-Kirmani sebagai berikut :

ﻋﻟﻰﺠﺑﺭﻴﻝ ﻴﻌﺮﺾ ﺼﻌﻟﻡ ﻭﻋﻟﻴﻪ ﻜﻦ ﻫﺫﺍﺍﻟﺘﺮﺗﻴﺐ ﺍﻠﻤﺤﻔﻭﻈ ﻋﻟﻰ ﺍﻠﻟﻭﺡ ﻋﻨﺪﺍﷲ ﻓﻰ ﻫﻜﺫﺍﻫﻭ ﺍﺴﻮﺮﺓ ﺘﺮﺘﻴﺐ
ﻜﻝﺴﻨﺔ ﻤﺎ ﻜﻥ ﻴﺠﺘﻤﻊ ﻋﺫﺪﻩ ﻤﻨﻪ ﻮ ﻋﺮ ﻀﻪ ﻋﻟﻴﻪ ﻔﻰ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﺘﻰ ﺘﻮﻔﻰ ﻔﻴﻬﺎ ﻤﺮﺘﻦ 

“Bahwa susunan surah-surah Al-Qur'an demikian itu (mushaf Usmani) telah ada disisi Allah di lauh al-mahfuz dan sesuai dengan tertib ini, Nabi saw. melaksanakan repetisi hafalan yang ada pada diri dia di hadapan Jibril sekali setahun. Bahkan pada tahun wafatnya, dia repetisi hafalannya hingga dua kali.”

Ketiga bahwa tertib surah-surah itu yakni tauqifi dan sebagian lainnya menurut ijtihad sobat dengan berstandar pada riwayat yang ada. Meskipun ulama berbeda pendapat mengenai tertib surah namun yang paling berpengaruh yakni yang menyampaikan bahwa tertib itu yang sesuai dalam mushaf Usmani dan disusun secara tauifi. Penempatan ayat dan surah Al-Qur'an menurut tauqifi dari Rasulullah saw. tidak menurut tartib al-nuzul, hal demikian mengandung pesan yang tersirat amat dalam. 

Bentuk-Bentuk Fawatih al-Suwar 

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, bahwa masing-masing surah dalam Al-Qur'an dimulai dengan suara ayat yang berbeda tidak terlepas dari sepuluh bentuk pembukaan : 

1. Pembukaan dengan lafal tahmid (pujian) 

a. Lafal yang dibuka dengan “hamdalah” terdapat dalam lima surah, yaitu : 

1) QS. al-Fatihah/1:2 
2) QS. al-An’am/6:1
3) QS. al-Kahfi/18:1
4) QS. Saba/34:1
5) QS. Fathir/35:1
b. Lafal yang dibuka dengan “tabaraka” terdapat dalam dua surah, yaitu :

1) QS. al-Furqan/25:1
2) QS. al-Mulk/67:1

c. Lafal yang dibuka dengan “tasbih” terdapat dalam tujuh surah, yaitu :

1) QS. al-Isra/17:1
2) QS. al-Hadid/57:1
3) QS. al-Hasyr/:1
4) QS. al-Shaf/61:1
5) QS. al-Jumu’ah/6:1
6) QS. al-Taghabun/64:1
7) QS. al-A’la/87:1

2. Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus/al-muqaththa’ah

a. Dengan satu abjad yang terdapat dalam tiga surah, yaitu : 

1) QS. Shad/38:1
2) QS. Qaaf/50:1
3) QS. al-Qalam/68:1

b. Dengan dua huruf, trdapat dalam sembilan surah dalam empat rangkaian:

1) Rangkaian abjad “thaha” terdapat dalam satu surah, yaitu :

a) QS. Thaha/20:1-2

2) Rangkaian abjad “thasin” terdapat dalam satu surah, yaitu : 

a) QS. al-Naml/21:1

3) Rangkaian abjad “yasin” terdapat dalam satu surah, yaitu :

a) QS. Yasin/36 :1-2

4) Rangkaian abjad “hamim” terdapat dalam enam surah, yaitu :

a) QS. al-Mu’min/40:1-2
b) QS. Fushshilat/41:1-2
c) QS. al-Zukhruf/43:1-2
d) QS. al-Dukhan/44:1-2
e) QS. al-Jatsiah/45:1-2
f) QS. al-Ahqaf/46:1-2

c. Dengan tidak huruf, terdapat dalam tiga belas surag dalam tiga rangkaian, yaitu :

1) Rangkaian huru “alif, lam, mim” terdapat dalam enam surah :

a) QS. Al- Baqarah/2:1-2
b) QS. Ali Imran/3:1-2QS. 
c) Al-Ankabut/29:1-2
d) QS. Al-Rum/30:1-2
e) QS. Lukman/31:1-2
f) QS. Al- Sajadah/32:1-2

2) Rangkaian abjad “alif, lam,ra” terdapat dalam lima surah, yaitu:

a) QS. Yunus/10:1
b) QS. Hud/11:1
c) QS. Yusuf/12:1
d) QS. Ibrahim/14:1
e) QS. Al- Hijr/15:1

3) Rangkian abjad “tha, sin, mim” terdapat dalam dua surah, yaitu:

a) QS. Al-Syu’ara/26:1-2
b) QS. Al –Qashash/28:1-2

d. Dengan empat abjad yang terdapat dalam dua surah dengan dua rangkaian:

1) Rangkaian abjad “alif, lam, mim, shad” terdapat dalam satu surah, yaitu:

a) QS. Al-A’raf/7: 1-2 

2) Rangkaian abjad “alif, lam, mim, ra” terdapat dalam satu surah, yaitu

a) QS. Al-RAD/13:1

e. Dengan lima abjad yang terdapat dalam dua surah dengan dua rangkaian: 

1) Rangkaian abjad “ kaf,ha, ya, ain, shad” tedapat dalam satu surah, yaitu:

a) QS. Maryam/19:1-2

2) Rangkaian abjad “ ha, mim, ain, sin, qaf” terdapat dalam satu surah, yaitu: 

a) QS. Al-Syuura/42:1-3

3. Pembunuhan dengan nida/ panngilan dengan tiga macam bentuk, yaitu: 

a. Panggilan yang ditujukan kepada Nabi saw. Terdapat dalam lima surah: 

1) QS. Al-ahzab/33:1
2) QS. Al-Thalaq/65:1
3) QS. Al-Tahrim/66:1
4) QS. Al-Muzzammil/73:1
5) dQS. Al-Muddastsir/74:1 

b. Panggilan yang ditujukan kepada kaum mukmin terdapat dalam tiga surah

1) QS. Al-Maidah/5:1
2) QS. Al-Hujurat/49:1
3) QS. Al -Mumtahannah/60:1

c. Panggilan yang ditujukan kepada umat insan terdapat dalam dua surah:

1) QS. Al-Nisa’/4:1
2) QS. Al-Hajj/22:1

4. Pembukuan dengan jumlah khabariyah dengan dua macam bentuk :

a. Jumlah Ismiyah yang menjadi pembukaan dalam sebelas surah, yaitu :

1) QS. Al-Taubah/9:1
2) QS. Al-Nur/24:1
3) QS. Al-Zumar/39:1
4) QS. Muhammad/47:1
5) QS. Al-Fath/48:1 
6) QS. Al-Rahman/55:1
7) QS. Al-Haqqah/69:1
8) QS. Nuh/71:1
9) QS. Al-Qadr/97:1
10) QS. Al-Qari’ah/101:1
11) QS. Al-Kautsar/108:1

b. Jumlah fi'liyah yang menjadi pembukaan dalam dua belas surah, yaitu :

1) QS. Al-Anfal;=/8:1
2) QS. Al-Nahl/16:1
3) QS. Al-Anbiya’/21:1
4) QS. Al-Mu’minu/23:1
5) QS. Al-Qamar/54:1
6) QS. Al-Mujadilah/58:1
7) QS. Al-Masing-masing’arij/70:1
8) QS. Al-Qiyamah/70:1
9) QS. Al-‘Abasa/80:1
10) QS. Al-Balad/90:1
11) QS. Al-Bayyinah/98:1
12) QS. Al-Takatsur/102:1

5. Pembukaan dengan sumpah/qasam

a. Sumpah dengan benda-benda angkasa, model ini digunakan dalam delapan surah:

1) QS. Al-shaffat/37:1
2) QS. Al-Najm/53:1
3) QS. Al-Mursalat/77:1
4) QS. Al-Nazia’at/79:1
5) QS. Al-Buruj/85:1
6) QS. Al-Thariq/86:1
7) QS. Al-Fajr/89:1
8) QS. Al-Syams/91:1 

b. Sumpah dengan benda-benda bawah, digunakan dalam pembukaan empat surah:

1) QS. Al-Dzariyat/51:1
2) QS. Al-Thur/52:1
3) QS. Al-Tin/95:1
4) QS. Al-‘Adiyat/100:1

c. Sumpah dengan waktu terdapat dalam tiga surah, yaitu :

1) QS. Al-Lail/92:1
2) QS. Al-Dhuha/93:1
3) QS. Al-‘Ashr/103:1

6. Pembukaan dengan syarat

a. Syarat yang masuk pada jumlah ismiyah, terdapat daam tiga surah:

1) QS. Al-Takwir/81:1
2) QS. Al-Infitar/82:1
3) QS. Al-Insyiqaq/84:1

b. Syarat yang masuk pada jumlah fi'liyah, terdapat dalam empat surah:

1) QS. Al-Waqi’ah/56:1
2) QS. Al-Munafiqun/63:1
3) QS. Al-Zalzalah/63:1
4) QS. Al-Nashr/110:1

7. Pembukaan dengan fi'il amr

a. Fi'il amr yang memakai kata kerja ﺍﻗﺭﺍ terdapat dalam satu surah:

1) QS. Al-‘Alaq/96:1

b. Fi’il amr yang memakai kata kerja ﻗڶ terdapat dalam lima surah:

1) QS. Al-Jin/72:1
2) QS. Al-Kafirun/109:1
3) QS. Al-Ikhlas/112:1
4) QS. Al-Falaq/113:1
5) QS. Al-Nas/114:1

8. Pembukaan dengan pertanyaan 

a. Bentuk pertanyaan dengan kalimat positif, digunakan dalam empat surah:

1) QS. Al-Insan/76:1
2) QS. Al-Naba’/78:1
3) QS. Al-Ghasyiyah/88:1
4) QS. Al-Ma'untuk/107:1

b. Bentuk pertanyaan dengan nada negatif, digunakan dalam dua surah:

1) QS. Al-Insyirah/94:1
2) QS. Al-Fiil/105:1

9. Pembukaan dengan lafal yang berarti kutukan

Bentuk ini terdapat dalam tiga surah sebagai berikut:

1) QS. Al-Muthaffifin/83/1
2) QS. Al-Humazah/104:1
3) QS. Al-Lahab/111:1

10. Pembukaan dengan alasan/karena 

Bentuk pembukaan surah Al-Qur’an dengan memakai alasan sanggup diperhatikan pada firman Allah swt. sebagai berikut :

1) QS. Al-Quraisy/106:1

Pendapat Mufassir Mengenai Huruf al-Muqaththa’ah

Dari sepuluh bentuk pembukaan surah dalam Al-Qur'an maka abjad al-muqaththa’ah yang paling banyak menyita perhatian ulama tafsir dan orientalis andal ketimuran. Pembukaan surah dengan memakai abjad al-muqaththa’ah mengakibatkan perdebatan dari segi pemaknaannya. Ada juga yang beropini bahwa abjad al-muqaththa’ah yakni salah satu bentuk diam-diam Allah swt. 

Sekalipun sebahagian ulama tetap pada pendirian bahwa abjad al-muqaththa’ah yakni diam-diam Ilahi yang mustahil diketahui hakikatnya melainkan hanya Allah saja, namun tidaklah menghalangi orang, khususnya ulama tafsir untuk menggali terus menerus segala diam-diam yang terkandung di dalam Al-Qur'an sesuai dengan keahlian mereka masing -masing.

 semenjak awal diturunkannya hingga sekarang dan akan tiba Inilah Macam-Macam Serta Kedudukan Fawatihus Suwar Menurut Beberapa Ulama


Tetap ada perjuangan maksimal sebagai kasyful asrar/menyingkap tabir rahasia. Ulama tafsir besar diantaranya; Imam al-Raziy, al-Zarkasy, Imam al-Suyuthiy, Ibnu Katsir, Ibnu Jarir al-Thabary menyebutkan dalam tafsir mereka bahwa makna abjad al-muqaththa’ah itu yakni sebagai tanbih; sebagai daya tarik Al-Qur'an.

Kesimpulan

1. Tartib al-ayat fawatih al-suwar yakni dua rangkaian kata, tartib al-ayat ialah tertib susunan ayat maupun surah dalam Al-Qur'an sedangkan fawatih al-suwar ialah pembukaan atau awalan surah yang terdapat dalam Al-Qur'an.

2. Fawatih al-suwar dalam Al-Qur'an terdiri dari sepuluh bentuk yaitu: Pujian kepada Allah, abjad al-muqaththa’ah¬¬, panggilan, jumlah khabariyah, sumpah, syarat, fi’il amr, pertanyaan, berupa kutukan dan alasan.

3. Pendapat ulama tafsir perihal abjad al-muqaththa’ah sebagai salah satu bentuk dari fawatih al-suwar, ada dua versi. Pertama, beropini bahwa abjad tersebut hanya Allah yang tahu persis makna yang dikandungnya. Pendapat kedua menyatakan bahwa disamping abjad tersebut diketahui oleh Allah juga sanggup diketahui oleh insan untuk menyingkap tujuan dan makna yang terkandung di dalamnya.

Daftar Rujukan

Al-Qur'an al Karim

Ali, Atabih, Kontemporer Arab-Indonesia. Cet. I; Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyah, 1996.

Hasan, M. Ali dan Rif’at Syauqi Nawawi. Pengantar Ilmu Tafsi. Jakarta: Bulan Bintang, 1988.

Khalil, Moenawar. Al-Qur'an dari Masa ke Masa. Solo: Kenari, 1985.

Mardan. Al-Qur'an : Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur'an Secara Utuh. Cet. I; Jakarta: Pustaka MAPAN, 2009.

Al-Suyuti, Jalal al-Din. Al-Itqan fi Ulum Al-Qur'an. Juz I Beirut: Mu’assasat al-Kutub as-Tsaqafiyah, 1996.

Al-Zarqaniy, ‘Abd al-Azim. Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum Al-Qur'an. Jilid I Beirut:Dar Ihya al-Turas al-Arabiy, 1995.

Al-Zarkasyi. Al-Burhan fi Ulum Al-Qur'an. Cet. I; Beirut: t.p., 1988.

Zainun, Muh. Ibnu Jamil. Kaifa Nafham Al-Qur'an diterjemahkan oleh Mashuri dengan judul Pemahaman Al-Qur'an. Cet. I; Bandung: Gema Risalah Press, 1997. 

Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: