Bendahara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Luthfie Hakim, menuntut penyidik Bareskrim Polisi Republik Indonesia mengembalikan buku tabungan. Ini dilakukan semoga dana itu sanggup dicairkan untuk kepentingan umat.
Penyidik Bareskrim Polisi Republik Indonesia menyita buku tabungan itu alasannya yaitu diduga ada anutan dana GNPF terhadap kelompok radikal Negara Islam Irak dan Syria (ISIS).
Uang Umat 3 Miliar disita Polisi Atas Tuduhan Makar
Luthfie mengambarkan sudah selama lebih dari sebulan buku tabungan yang khusus menampung dana dari umat untuk umat itu ditahan penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri.
Dia merinci uang yang ada di buku tabungan itu berkisar di angka Rp 3 miliar. Uang itu masih berkisar di angka tersebut walaupun ada sejumlah pengeluaran.
"Alasannya alasannya yaitu masuk dalam pokok perkara," tuturnya dijumpai di Jakarta, Minggu (16/4/2017).
Secara khusus, beliau mengaku, sudah menghubungi Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menanyakan pengembalian buku tabungan itu. Mantan Kapolda Metro Jaya itu pun sudah mempersembahkan 'lampu hijau'.
"Saya sudah menghubungi pucuk tertinggi di kepolisian. Dan jawabanannya beliau mengiyakan, tapi entah kenapa di penyidik belum mengeluarkan," kata dia.
Akibat penyitaan buku tabungan itu, GNPF-MUI tidak sanggup berbuat apa-apa. Sehingga untuk acara aksi, GNPF tak sanggup menyalurkan dana.
Selain memohon kepada penyidik Bareskrim semoga buku tabungan itu dikembalikan, GNPF, kata dia, sudah meminta pihak bank semoga membukakan rekening baru, tetapi bank tidak berani.
"Katanya takut diproses pihak kepolisian. Kami sudah berusaha terbaik, Senin (17/4), kami akan tanyakan lagi ke Bareskrim," tambahnya.
(tribunnews)
Buat lebih berguna, kongsi: