Menanamkan Sifat Jujur Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Tongkronganislami.net -  Salah satu pemikiran penting dalam Islam ihwal hidup yaitu ihwal kejujuran. Jujur yaitu suatu perilaku yang harus ada pada setiap orang yang beriman. Al-Qur’an mengatakan:

يَـأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ  

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kau bersama orang-orang yang benar. (Q, s. al-Taubah / 9:119)

Jujur terdapat dalam ucapan dan dalam perbuatan. Jujur dalam ucapan yaitu Anda menyampaikan sesuatu sesuai dengan apa yang terbetik dalam benak Anda. Atau Anda menyampaikan sesuatu sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Orang yang jujur dalam perkataannya maka ia akan berpikir dan menimbangnya sebelum mengatakannya, apakah sesuai atau tidak.

Salah satu pemikiran penting dalam Islam ihwal hidup yaitu ihwal kejujuran Menanamkan Sifat Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari
Ia tidak akan menyampaikan sesuatu tanpa dasar ilmu dan gosip yang akurat. Jika ia menyampaikan ihwal sesuatu yang telah lalu, ia akan mengatakannya dengan benar, dan kalau ia ingin menyampaikan apa yang diniatkan oleh hatinya, ia akan mengatakannya sesuai niatnya itu. Jika berjanji maka komitmen itu disertai dengan niat dan perjuangan untuk menepatinya. Ia juga tidak akan menanyakan sesuatu yang ia sendiri sebetulnya sudah mengetahuinya.

Jujur dalam perbuatan yaitu Anda melaksanakan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam hati dan niat Anda. Orang yang jujur dalam berbuat yaitu orang yang ikhlas, yaitu yang perbuatannya semata-mata untuk mencari ridha Allah dan untuk tujuan kemaslahatan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Jujur dalam perbuatan artinya Anda tidak bersikap munafik dan riya’. Orang munafik dan orang riya’ yaitu yang perbuatannya tidak sesuai dengan apa yang ada dalam hatinya.

Misalnya, seorang staff mengunjungi atasannya atau membesuknya ketika sakit, tetapi tujuannya untuk mencari muka di mata atasannya, maka ia tidak jujur. Seorang mahasiswa yang menghormati dosennya dengan niat supaya menerima nilai yang baik, juga bukan tindakan yang jujur. Karena menghormati guru yaitu perbuatan yang semestinya dilakukan oleh seorang murid. 

Seorang calon bupati atau gubernur, bahkan presiden sekalipun yang membagikan uang untuk menarik simpati rakyat, maka itu bukan sebuah kejujuran. Simpati rakyat tidak diperoleh dengan uang, melainkan dengan komitmen, ketulusan, dedikasi, kepemimpinan dan al-akhlāk al-karīmah. Jujur yaitu satunya kata dan perbuatan. Orang yang antara kata dan perbuatannya tidak sama, disebut orang munafik, yang akan menanggung dosa besar di mata Allah. 

يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لاَ تَفْعَلُونَ.كَبُرَ مَقْتاً عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لاَ تَفْعَلُونَ  

Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kau menyampaikan sesuatu yang tidak kau kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kau menyampaikan sesuatu yang tidak kau kerjakan. (Q, s. as-Shaff / 61:2-3)

Sikap jujur mengakibatkan hati menjadi tenang, lantaran sebuah kejujuran tidak akan menanggung beban. Sekali orang berbohong maka selamanya ia harus menutupi kebohongannya itu. Orang jahat, maka ia akan disibukkan oleh kejahatannya sendiri, lantaran setiap ketika ia harus menyembunyikan kejahatannya itu semoga tidak diketahui orang lain. Kata Nabi:

دَعْ مَا يَرِيُبكَ إِلَى مَالا يَرِيبُكَ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الكِذْبَ رِيبَةٌ   

Tinggalkanlah sesuatu yang membuatmu ragu, dan beralihlah kepada sesuatu yang tidak membuatmu ragu. Sesungguhnya kejujuran itu (membuatmu) tenang, dan kebohongan itu (membuatmu) ragu-ragu. (HR. Tirmidzi)

Sebuah kejujuran mahal harganya, lebih mahal daripada ilmu. Jika kebetulan Anda berkedudukan sebagai manajer sebuah perusahaan, mana yang akan Anda utamakan: karyawan yang jujur atau karyawan yang profesional? (umumnya jawabannya yaitu yang jujur dan profesional). Jika Anda diharuskan untuk menentukan diantara dua orang untuk dijadikan sobat hidup, maka siapakah yang akan Anda pilih: yang jujur atau yang pandai? Maka, ada sebuah ungkapan yang mengatakan: “Lebih baik seorang yang jujur meskipun ndeso daripada seorang yang jahat meskipun berilmu”. Atau “Lebih baik seorang yang ndeso tapi jujur daripada seorang pintar tapi jahat”. 

Di dalam sebuah perusahaan karyawan yang tidak jujur akan merusak sistem internal dan menjadi pangkal dari kebangkrutan perusahaan tersebut. Perahu Republik Indonesia –kata orang—hampir karam bukan disebabkan kekurangan orang-orang yang cerdik-pandai, melainkan disebabkan lantaran kejujuran tidak lagi menjadi panglima bagi para pengelola negeri ini. 

Baca Juga: Pahala Bersedekah dengan Senyuman

Itulah hakekat sebuah kejujuran. Jujur yaitu suatu perilaku yang akan mengantarkan pelakunya kepada kebaikan. 

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ. فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَىٰ الْبِرِّ. وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَىٰ الْجَنَّةِ 

Hendaknya kalian berlaku jujur, lantaran sesungguhnya jujur itu menawarkan kalian kepada kebajikan. Dan kebajikan itu menawarkan kalian jalan ke surga. (HR. Muslim)

Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: